Monday, June 9, 2014

Jalan Raya Kehidupan 10

Pelajaran 10
LEPAS  DARI  BAHAYA  DAN  JALAN  TERUS  MENUJU  TANAH  PERJANJIAN
(Keluaran 1-14)


Hari ini selagi kita melakukan pengembaraan, kita akan mempelajari bagaimana umat pilihan Allah terselamatkan dari 3 bahaya maut dalam perjalanan mereka ke tanah perjanjian. 

Perjalanan yang lalu telah membawa dan meninggalkan kita di Mesir sampai pada kematian Yusuf dan Yakub.  Sementara Yusuf memerintah di Mesir, segala hal mengenai orang Israel (keturunan Yakub) berjalan dengan lancar. Tapi setelah beberapa tahun kemudian, Firaun yang baru yang tidak mengenal Yusuf naik tahta. Karena ketakutannya terhadap orang Israel yang semakin membesar dia pun menindas mereka (Kel. 1:13-14.

Ketika penganiayaan semakin bertambah dan orang Israel semakin menderita, teriakan mereka naik ke hadapan Allah (Kel. 2:23-25). Allah mendengarkan mereka dan memanggil Musa untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir ke tanah yang telah Ia janjikan. Kita menamakannya tanah Perjanjian.

Allah memberikan Musa kuasa untuk membuat tanda-tanda ajaib yang membuktikan bahwa Allah menyertainya (Kel. 3:11-12). Musa menghadap Firaun dan melawan Firaun  dan Tuhan menghukum Mesir dengan sepuluh tulah (Kel. :22-23, 11:7)  sampai pada krisis terakhir kematian anak sulung (Kel. 7-12). Orang Israel terlindungi karena mereka mengoleskan darah domba Paskah pada ambang pintu rumah mereka.

Tengah malam tiba dan ini adalah waktu bagi Allah untuk berjalan-jalan ke seluruh negeri itu untuk membunuh segala anak sulung dalam setiap rumah yang ambang pintu rumahnya tidak diolesi darah. Sedangkan rumah yang ambang pintu rumahnya telah diolesi dengan darah dibiarkan Allah untuk tidak didekati sang pemusnah (Kel. 12:12-13,23). Kematian datang kesekian banyak rumah keluarga Mesir sehingga ratap tangis keluar dari sana memenuhi seluruh tanah Mesir.

Sekarang dengarkan teriakan Firaun, “Keluarlah kamu dari tengah-tengah bangsaku.” (Kel. 12:31).  Dengan perkasa Musa memimpin bangsa Israel keluar dari sana. Orang-orang Mesir bahkan menjadi bermurah hati terhadap mereka dengan memberikan barang-barang yang berharga sebagai upah dari pekerjaan mereka selama di Mesir (Kel. 12:36).

Tetapi ketika orang Israel berjalan keluar dari Mesir bala tentara Firaun datang mengejar, sementara bangsa Israel sekarang harus melewati laut Teberau (Laut Merah) dan tidak ada satu jalanpun yang terbuka bagi mereka untuk menyeberang atau lari berkeliling. Dalam situasi seperti ini berkatalah Musa kepada bangsa itu, ”Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan yang dari Tuhan...Tuhan yang akan berperang untuk kamu....(Kel. 14:13-15).
 
Musa mengangkat dan mengulurkan tongkatnya ke arah laut. Laut Teberau terbelah menjadi dua bagian sehingga dasar laut yang ada di depan mereka berubah menjadi tanah yang kering (Kel. 14:21). Israel menyeberang dengan selamat. Tentara Firaun menyangka bahwa mereka juga dapat menyeberangi laut itu. Tapi sementara mereka melakukannya air laut itu tertutup kembali dan mereka tenggelam di tengahnya (Kel. 14:27-28).

Hari itu Israel selamat dari 3 (tiga) bahaya maut: Malaikat maut, laut Teberau dan bala tentara Firaun. Allah telah menyelamatkan mereka dengan besar kuasa-Nya. Kita orang percaya yang sekarang hidup di “Lapangan Terbang Anugerah” juga telah mengalami keselamatan dari 3 (tiga) bahaya maut: Dunia, Kedagingan (tabiat lama) dan Iblis.

Marilah kita lihat bersama bahwa apa yang telah kita alami itu adalah sesuai dengan pengalaman bangsa Israel itu.
1.      Mesir = dunia- sekali kelak akan dihukum.
Karena darah maka Israel telah terlepas dari penghukuman yang berlaku atas Mesir. Kita juga melalui darah Yesus Kristus yang memenuhi hati kita telah terlepas dari hukuman yang akan Allah jatuhkan  atas dunia ini (Ibr. 13:12).
2.      Kedagingan (tabiat lama) selalu berperang melawan kerohanian dalam diri kita. Orang Israel telah makan dari daging domba sehingga mempunyai kekuatan melakukan perjalanan. Dalam hal ini, untuk mendapatkan kekuatan berjalan dalam hidup ini kita harus menapak dalam kehidupan Kristus.
3.      Firaun dan bala  tentaranya = Iblis – sebagaimana Israel telah diselamatkan karena ketaatan kepada Musa yang menjadi pemimpin mereka, maka kita juga telah diselamatkan karena ketaatan tersebut. Dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus  kita memiliki kemenangan atas penguasa di udara. (Ef. 6:10-18).

Kita lihat setiap kemenangan yang Israel peroleh selalu melalui ketaatan kepada Tuhan. Tuhan kemudian, menunjukan kuasa-Nya yang tidak terhingga tersebut. Dari dunia,  kedagingan dan iblis, kemenangan yang saudara peroleh juga hanya dapat dicapai melalui ketaatan terhadap Firman Tuhan. Kristus telah menjadi domba paskah. Kita percaya  Allah melakukan pekerjaan besar penyelamatan itu.

Ayat hafalan:
1 Korintus 5: 7b

Sebab anak domba paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

Jalan Raya Kehidupan 9

Pelajaran 9
JALAN PERJANJIAN MENYIMPANG KE MESIR
(Kejadian 37-50)


Pernahkah saudara melihat sesuatu melalui teleskop? Jika saudara melakukannya tentunya saudara dapat melihat ke tempat yang sangat jauh. Hari ini sementara kita mengembara di jalan perjanjian, kita akan bertemu dengan seseorang yang kehidupannya sama dengan teleskop. Melalui pengalaman pribadinya kita dapat melihat jauh ke depan, ke masa Kristus bahkan lebih jauh lagi ke masa kerajaan 1000 tahun. Kita namakan orang tersebut sebagai patron karena kehidupannya telah dipakai untuk menjadi suatu gambaran. Orang ini adalah Yusuf, gambaran istimewa tentang bagaimana Kristus telah diperlakukan oleh saudara-saudara-Nya, yaitu orang Yahudi ketika Dia berada di bumi.

Yakub mengirim Yusuf ke Sikhem untuk melihat saudara-saudaranya yang menggembalakan ternak. Tetapi Saudara-saudaranya yang iri kepadanya bermufakat membunuhnya dan memasukkan dia ke dalam sumur. Ketika kafilah lewat, Yusuf diangkat dan dijual kepada orang-orang Ismael dengan harga 20 keping perak.

Ia dibawa ke Mesir dan dijual kepada Potifar seorang kepala pengawal istana Firaun.  Yusuf beriman kepada Allah, ia diangkat menjadi mandor di rumah Potifar. Tetapi isteri Potifar berhati jahat sehingga memberikan kesaksian palsu dan akhirnya Yusuf harus dimasukkan ke dalam penjara.

Di dalam penjara itu ia mempunyai dua orang teman, seorang juru minuman dan seorang juru roti di istana Firaun . Yusuf mengartikan mimpi mereka dan salah satu dari mereka dihukum mati sedangkan seorang lagi tetap hidup dan kembali ke istana Firaun.

Firaun juga bermimpi dan  juru minuman mengingat Yusuf di dalam penjara. Yusuf kemudian dijadikan penguasa di Mesir karena dia memberikan penafsiran yang tepat terhadap mimpi Firaun.

Masa kelaparan besar melanda Mesir tepat seperti yang dikatakan Yusuf kepada Firaun. Kanaan dimana Yakub tinggal pun tidak luput dari bencana kelaparan ini. Walaupun demikian di Mesir tetap banyak gandum karena Yusuf telah menyimpannya dalam lumbung pada masa kelimpahan sebelum masa kelaparan tersebut.

Yakub mengirim kesepuluh anaknya ke Mesir untuk membeli gandum.Mereka datang kepada Yusuf tetapi tidak mengenalnya lagi. Yusuf menguji mereka untuk melihat hati mereka apakah mereka telah berubah dan tidak lagi seperti pada hari mereka melemparnya ke dalam sumur.  Dalam ujian ini ternyata mereka membuktikan bahwa mereka benar-benar telah menyesali perbuatan mereka itu.

Yusuf membukakan rahasia kepada saudara-saudara-saudaranya. Mereka menjadi sangat terharu tetapi penuh sukacita. Yusuf menjemput ayahnya dan seluruh sanak saudaranya untuk datang dan tinggal di Mesir (Kej. 46:3,4) dan memberikan dia keturunan yang berlipat ganda serta nantinya membawa dia kembali melintasi jalan perjanjian menuju tanah perjanjian.

Sekarang kita akan melihat, berapa banyakkah  pengalaman-pengalaman Yusuf yang cocok dengan pengalaman Kristus.
a.       Keduanya adalah anak yang dikasihi….  Kejadian 37:3  :  Matius 3:17
b.      Keduanya memiliki jubah indah lambang kekuasaanKejadian 37:3,23  :   Yohanes 19:23.
c.       Keduanya beriman  pada kehendak BapaKejadian 37:13  :  Yohanes 1:29.
d.      Keduanya datang untuk mendapatkan saudara-saudaranyaKejadian 37:12-36  :  Lukas 19:11, Yohanes 1:12,12, Roma 11:11
e.       Keduanya dibenci tanpa sebabKejadian 37:19  :  Yohanes 19:25
f.       Keduanya dijual dan dibeli dengan kepingan-kepingan perakKejadian 37:28  :  Matius 26:15
g.      Kepada keduanya diperhadapkan saksi-saksi dusta dan dihukum tanpa sebab
Kejadian 37:31-33, 39:4  :  Matius 26:60, 17:19,24
h.      Keduanya menderita hukuman bersama dua orang sahabat, satu selamat, satu binasaKejadian 40:1-23  :  Lukas 23:52
i.        Keduanya sama-sama dilupakan, Yusuf oleh juru minuman: Yesus oleh dunia
Kejadian 40:23  :  Yohanes 1:10
j.        Keduanya pernah dimasukkan dalam lobang (dalam tanah), keluar lagi dari sana dan dimuliakan …  Kejadian 37:24,28; 41:41  :  Matius 27: 59-60, Filipi 2:8-11
k.      Keduanya menyelamatkan banyak orang dari kematianKejadian 41:55-57  :  Yohanes 1: 12, 3:16
l.        Keduanya akhirnya diterima kembali oleh saudara-saudaranya setelah suatu masa sukarKejadian 45:14-15  :           Zakharia 12:10-14
m.    Keduanya pergi untuk menyiapkan segala sesuatu untuk orang-orang yang mereka kasihi…. Kejadian 47:11-12        :  Yohanes 14:1-6, Roma 8:52.

Yakub dan Yusuf mati di Mesir tapi telah mati dalam pengharapan. Yusuf berkata, “Tidak lama lagi aku akan mati, tentu Allah memperhatikan kaum-Nya dan membawa kamu keluar dari negeri ini ke negeri yang telah dijanjikanNya kepada Abraham dengan sumpah juga kepada Ishak dan Yakub.” (Kej. 50: 24-26). Allah telah berjanji untuk memimpin di jalan perjanjian. Dia tidak pernah berdusta dan tidak pernah melupakan janji-janji-Nya.  

Apakah Allah ini juga Allahmu? Dia dapat menjadi Allahmu jika engkau menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadimu. Di dalam Dia, engkau akan memiliki segala sesuatu (Roma 8:32). Itulah yang Allah janjikan.

Ayat hafalan:
Roma 8:32

“Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri tetapi yang menyerahkannya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada  kita bersama-sama dengan Dia?”

Jalan Raya Kehidupan 8

Pelajaran 8
SUATU PERISTIWA ADU GULAT DI JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 25-35)

Adakah diantara kita yang senang bergulat? Setiap orang yang sedang bergulat pasti memenangkan pergulatan itu. Ada dua macam pergulatan yang sedang berlangsung di dunia ini. Pergulatan secara fisik yaitu pergulatan yang dapat dilihat dengan mata dan  pergulatan secara rohani yaitu pergulatan yang tidak dapat kita lihat dengan mata.

Hari ini sementara kita melakukan perjalanan, kita akan mengikuti suatu pergulatan yang aneh.

Setelah Abraham mati (Kej. 25:28), Tuhan menampakkan diri kepada Ishak untuk mengadakan pengesahan terhadap segala janji yang pernah Tuhan adakan dengan Abraham ayahnya. Tuhan berkata bahwa keturunannya akan berlipat ganda menjadi banyak seperti bintang-bintang di langit. Itu berarti bahwa ia akan diberikan keturunan. Ishak percaya dan menunggu.

Dua anak kembar lahir dari Ishak dan Ribka (Kej. 25:23-26). Esau menjadi pemburu binatang dan Yakub lebih senang menunggu di rumah menjaga tenda. Dari dua anak ini Allah memilih Yakub untuk melanjutkan janji membentuk suatu bangsa yang besar dan dari bangsa itu akan hadir seorang Penyelamat.  Tetapi Yakub si pembangkang dan penipu tidak berserah kepada Allah. Sifat dan tindakannya membawa dia kepada maksud dan cara yang salah ketika dia mencoba untuk mencapainya dengan melakukan maksudnya di luar kehendak Allah yaitu melalui suatu penipuan.

Sekarang marilah kita lihat bagaimana manusia lama Yakub yang penuh dengan dosa bergulat melawan Allah.

Ia menarik keuntungan dengan kelelahan saudaranya Esau untuk menukar hak kesulungannya dengan semangkok kacang merah (Kej. 25:29-34). Ini melibatkan soal janji bangsa dan seorang penyelamat.  Ia juga menarik keuntungan dari kebutaan ayahnya untuk mencuri berkat yang sebenarnya adalah hak kakaknya (Kej. 27:27-30). Dan karena Esau berusaha untuk membunuhnya maka ia melarikan diri ke negeri asing.

Tetapi walapun Yakub telah bersalah, Tuhan masih menampakkan diri kepadanya dan berjalan bersama dia serta membawa dia kembali ke negerinya (Kej. 28:14-15). Allah yang penuh dengan rahmat dan anugerah ingin agar Yakub bersandar kepada-Nya, dan bertindak sesuai dengan maksud-maksud-Nya.

Empat puluh tahun lamanya Yakub tinggal di Haran di rumah pamannya Laban. Dan dalam waktu itu terus ada perlawanan antara Yakub dan pamannya. Pada akhirnya Tuhan berbicara kepada Yakub untuk segera kembali ke negerinya yaitu Tanah Perjanjian (Kej. 31:3). Yakub kemudian mengambil isteri dan kesebelas anak, para pelayannya dan segala kambing dombanya lalu meninggalkan tempat itu pada malam hari.

Dalam pelarian ini mereka dengan terpaksa mereka harus melintasi tanah Edom tempat dimana Esau memerintah. Di saat seperti ini Yakub menjadi lebih takut kepada Esau daripada berserah kepada Allah. Maka untuk membuat hati Esau tidak marah, Yakub membuat rencana untuk menyogok kakaknya. Ia membagi rombongan itu menjadi beberapa kelompok untuk menyeberangi sungai pada malam hari sementara ia tinggal sendirian.  Ia berdoa tetapi tidak berserah (Kej.32:9-33).

Tiba-tiba muncullah di hadapannya seorang pria dan mulai bergulat dengan dia. Mereka bergulat sepanjang malam sampai fajar menyingsing dan Yakub benar-benar telah bertarung untuk kehidupannya. Ketika orang itu melihat bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub maka ia memukul pangkal paha Yakub hingga terpelocok, sambil berkata, “Biarkan aku pergi karena fajar telah menyingsing”.  Yakub melihat bahwa Allah tidak berkehendak membunuhnya tapi mengharapkan dia berserah dan bersandar pada-Nya supaya Yakub boleh Dia berkati.

“Aku tidak akan membiarkan Engaku pergi jika Engkau tidak memberkati aku. ” Yakub meminta.  ”Namamu tidak lagi akan disebut Yakub tetapi Israel (Putera Mahkota) sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan engkau menang,”  kata makhluk  sorgawi itu.

Sekarang  kita hidup dalam zaman yang ditandai dengan “Lapangan Anugerah”, kita tidak lagi melihat malaikat tetapi di dalam kita telah tinggal Seorang Tuan Rumah yang tidak mempunyai dosa, yang terus menerus berperang dengan tabiat lama di dalam kita.

Ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, Roh Kudus masuk dalam hati kita, tetapi kita masih memiliki tabiat lama, keinginan daging yang selalu berperang melawan Roh itu (Gal. 5:16-18). Kita harus berserah pada Roh Kudus apabila kita ingin menang dalam kehidupan ini.

Ketika kita diselamatkan dan bergabung pada jalur keselamatan, kita telah ikut terlibat bersama mengambil bagian dalam suatu perang udara yang dahsyat yang berlangsung sepanjang masa. Efesus 6:12 menyatakan kepada kita bahwa dalam peperangan ini kita bertempur melawan penghulu dunia dan roh-roh jahat di udara yang tidak mau jika orang kristen itu harus hidup benar secara rohani. Oleh sebab itu kita harus mengenakan seluruh  senjata Allah agar kita dapat bertahan atas segala serangan musuh (Efs. 6:10-17).

Ketika Yakub berserah kepada Allah, ia menjadi putra mahkota dan bukan pembangkang lagi. Seperti Yakub, setiap orang yang belum diselamatkan adalah pembangkang-pembangkang Allah tetapi ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat, mereka menjadi anak-anak raja.

Ayat hafalan: 
Efesus 6:12

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.  

Jalan Raya Kehidupan 7

Pelajaran 7
SUATU PESTA PERKAWINAN DI JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 24)


Kita pasti pernah ke pesta perkawinan, bukan? Dalam suatu pesta pernikahan kita bersama-sama mengambil bagian dalam sukacita kedua insan yang sedang berbahagia dalam memadukan hati mereka untuk hidup dalam kasih.

Allah menuntun seseorang untuk memilih pasangan hidupnya. Apabila orang itu selalu patuh pada janji-janji Tuhan, buku penuntun kita yaitu Alkitab berkata, ”Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak” (Maz. 37:5).

Hari ini sementara kita melakukan perjalanan pada Jalan Perjanjian, kita akan melihat bagaimana pimpinan Allah dalam mencarikan isteri bagi Ishak. Kita juga akan menghadiri pesta perkawinannya, tetapi ini akan sangat berlainan dengan pesta-pesta perkawinan yang biasa kita lihat.

Tahun-tahun sudah berlalu, Sarah sudah meninggal dan Abraham sudah menjadi sangat tua. Dalam ketuaannya ini ia mengambil suatu keputusan bagi Ishak agar dia segera kawin dan tinggal di rumahnya sendiri. Waktu itu orang tinggal dalam tenda yang menjadi tempat tinggal mereka.

Abraham memanggil pelayannya dan membuat suatu perjanjian bahwa pelayan itu tidak akan mengambilkan Ishak seorang isteri dari orang Kanaan tapi memilih dari antara sanak saudara Abraham. Allah juga telah menyatakan, kita sebagai orang-orang percaya yang hidup pada zaman sekarang ini tidak boleh mengambil pasangan dari antara orang yang belum percaya (2 Kor. 6:14-16).

Pelayan itupun pergi dengan membawa sepuluh ekor unta yang sarat dengan bekal serta bermacam-macam hadiah. Ia tiba di Nahor sebuah kota di Mesopotamia. Di luar kota itu ia berhenti untuk memberi minum unta-untanya. Saat itu adalah waktu bagi wanita-wanita untuk turun mengambil air. Pelayan itu berdoa meminta pimpinan Tuhan (Kej. 24:10). Ia meminta dengan sungguh-sungguh serta menunggu untuk melihat jawaban Tuhan.

Ribka pun datang serta memenuhi segala kebutuhannya. Pelayan itu berlutut dan sujud menyembah Tuhan (ayat 26). “Tuhan telah menuntun aku” (ayat 27). Apabila kita ingin dituntun oleh Tuhan  maka syaratnya adalah kita harus benar-benar berada pada jalan yang benar dan bukan pada jalan yang kelihatan benar .

Ia memberikan Ribka banyak hadiah untuk menunjukkan kekayaan dan kedudukan Ishak. Ribka menerima pemberian itu dan percaya sepenuhnya pada cerita sang pelayan. Dan pada akhirnya datang juga pertanyaan itu, “Maukah engkau pergi?” Ribka menjawab, “Saya mau” (ayat 58). Sesungguhnya waktu menjawab pertanyaan itu Ribka sudah mengambil langkah maju ke atas janji-janji. Ia tidak gentar untuk pergi ke negeri asing, ke tempat orang-orang yang tidak dikenalnya, karena dia percaya bahwa Tuhan yang sudah memimpin pelayan itu pasti akan memeliharanya juga.

Perjalanan panjang melintasi padang pasir dimulai dengan sengatan matahari tapi Ribka tidak merasa susah hati karena dia sedang mengharapkan untuk bertemu dengan orang yang walaupun belum dikenalnya tapi sekarang sedang belajar dicintainya.

Menjelang senja Ishak ke luar rumah untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan  pandangannya dan di kejauhan dia melihat mereka datang. Pelayannya menceritakan segala peristiwa dan tahulah Ishak bahwa Tuhan sudah memberikan kepadanya seorang isteri dan ia membawa Ribka ke kemah ibunya dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak sangat menyayanginya (ayat 63).

Tahukah saudara bahwa kita orang–orang percaya yang hidup sekarang ini sama seperti Ribka? Sebenarnya kita telah berjalan di dalam hidup ini untuk menantikan suatu pertemuan dengan seorang yang kita cintai, Ia adalah Kristus. Jalan keselamatan adalah penjelmaan dari setiap mereka yang telah menerima Dia dihatinya yang sedang menantikan panggilan-Nya ke surga. Dalam masa penantian ini Roh  Kudus akan menceritakan kepada kita banyak hal tentang Dia.

Kita belum pernah melihat-Nya tapi kita mengasihi Dia dan  kita rindu untuk bercerita tentang Dia serta membaca surat kasih-Nya yaitu Alkitab. Dalam Alkitab Ia menceritakan tentang berkat-berkat rohani yang telah Ia sediakan bagi kita serta kedudukan bersama-Nya di dalam surga yang kekal karena kita telah dipertunangkan dengan Dia untuk selamanya (Efs. 1,2).

Sementara itu kita juga dapat berbicara dengan-Nya melalui doa. Dia akan menjawab serta memimpin kita. Untuk itu ingatlah yang satu ini, “Tidak ada perkara yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk tidak dibawa kepada Kristus dalam doa”.

Adakah hal tadi kelihatan suatu perkawinan yang aneh? Dalam merayakan hari pernikahannya banyak sekali orang yang menginginkan suatu pesta yang besar, tapi sebenarnya bagaimanapun perayaan itu dilakukan, apabila di sana ada kasih dan pengertian maka perkawinan itu akan kekal. Nah! Ketika kita menerima Tuhan Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita, hal itu dapat kita lakukan secara diam-diam dikala kita sedang sendirian dan dapat juga dilakukan  melalui pertemuan yang besar. Jika kita mengasihi Dia karena Dia telah mati bagi dosa-doa kita dan menyatakan kepada-Nya untuk menerima Dia sebagai Juruselamat kita maka kita menjadi satu dengan Dia.

Ayat hafalan:
Mazmur 37:5
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak.  

Jalan Raya Kehidupan 6

Pelajaran 6
BERJALAN DI ATAS JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 12-22)


Apakah kita setia pada janji kita? Mungkin tidak. Tetapi Tuhan selalu setia. Ada satu hal yang Allah tidak dapat lakukan, yaitu  “berdusta”.  Allah tidak dapat berdusta, walaupun mungkin sudah beratus tahun Ia menyatakan sesuatu,  pernyataan-Nya tersebut pasti akan tetap Dia tepati (Ibr. 6:13-18).

Ingatkah kita pada janji Allah kepada Adam dan Hawa pada awal Jalan Raya kehidupan ini? (Kej. 3:15). Ia berjanji bahwa Ia akan mengirimkan seorang penakluk setan. Tetapi sekarang apa yang dapat dilakukan-Nya? Semua bangsa telah menyimpang ke jalan dosa, dan pada Jalan Raya Kehidupan ini satu garis kesucian pun sudah tidak ada lagi. Kelihatannya setan sudah memenangkan pertarungan.

Marilah kita kembali ke persimpangan jalan ketika manusia memilih mengkuti jalannya sendiri dan melihat apa yang terjadi.

Allah melihat ke bawah, menatap Jalan Raya Kehidupan dan memilih seorang laki-laki bernama Abram untuk melaksanakan maksud-Nya. Abram adalah seorang kafir (penyembah berhala) ketika Allah berbicara kepadanya di tanah Ur Kasdim (Yos. 24:2). Mendengar suara Allah Abram percaya kepada Allah dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran (Roma 4:3). Allah berjanji bahwa Abram akan menjadi suatu bangsa yang besar, termasyur dan melalui dia semua bangsa akan diberkati (Kej. 12:1-3). Untuk itu Allah menjanjikan dia seorang anak laki-laki (Kej. 15:2-6) .

Waktu pun berlalu dan Abraham (namanya telah berubah Kej. 17:4,5) serta Sarah isterinya telah menjadi sangat tua. Dalam keadaan sangat tua fisiknya tidak mungkin lagi untuk melahirkan seorang anak. Tetapi Allah tetap tidak melupakan janji-Nya. Setelah menunggu kurang lebih 25 tahun lahirlah Ishak. Dalam menanti itu Allah juga menguji Abraham dan Abraham telah lulus dalam ujian itu. Abraham tidak bimbang terhadap janji Allah (Rom 4:20).

Ishak pun menjadi seorang pemuda yang baik. Kemudian datanglah hari dimana Allah akan memberikan Abraham satu ujian yang paling besar daripada segala ujian untuk mengetahui apakah Abraham lebih mengasihi Dia atau Ishak  anaknya.  Berfirmanlah Tuhan kepada Abraham, “Ambilah anak yang tunggal itu” (Kej. 22:2). Ujian ini merupakan ujian yang sangat sulit untuk ditempuh, tetapi Alkitab kemudian menceritakan bahwa Abraham tetap mengingat janji Allah yaitu bahwa melalui benihnya dunia akan diberkati. Ia juga yakin bahwa Tuhan dapat membangkitkan Ishak dari kematian apabila nafasnya telah dipisahkan darinya (Ibr. 11:19).

Abraham mengulurkan tangannya mengambil pisau untuk menyembelih anaknya, tetapi berserulah malaikat Tuhan  kepadanya, “Abraham...jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia. Telah Ku ketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah dan engaku tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku” (Kej. 22:10-12). Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan yang tanduknya tersangkut pada semak belukar. Dia mengambil domba tersebut menjadi pengganti Ishak. Abraham menamakan tempat itu sebagai “Yehova Jireh” yang artinya Tuhan menyediakan.

Apakah ujian yang Allah berikan ini terlalu berat? Ya. Tetapi sesungguhnya melalui ujian itu Allah telah menunjukkan kepada kita dua kebenaran yang benar-benar indah. Ia telah memberikan kita semua gambaran tentang besarnya kasih-Nya kepada kita dengan memberikan anak-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita. Anak domba mati ganti Ishak; Kristus anak domba Allah telah mati ganti kita (Yoh.1:29).

Ishak adalah gambaran tentang kebangkitan sebagaimana Kristus juga telah bangkit dari kematian-Nya. Ishak patuh pada ayahnya ketika Abraham membawanya ke atas gunung untuk disembelih di atas mezbah. Kristus pun telah menempuh segala jalan ini melalui kematian untuk membayar segala hutang dosa. Ia telah menjadi anak domba atau “korban dosa” bagi Allah.

Allah membuktikan kepada kita kasih setia-Nya dalam memenuhi janji-Nya. Ujian terhadap Abraham telah memberikan kita pelajaran yang indah (Roma 4:16-25). Kita yang percaya kepada Allah dan menerima pembenaran (Roma 4:5), kita harus percaya bahwa Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita dan Dia telah bangkit dari kematian-Nya. Dan iman kita dapat dibuktikan melalui apa yang kita kerjakan.

Bahkan sebagaimana Abraham telah menerima pahala yang besar ditambahkan dengan janji-janji-Nya yang lain setelah dia teguh dalam ujian itu (Kej. 22:15-18), kita juga telah menerima janji yang terkandung dalam Kristus ketika kita percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi (Roma 8:28-39)


Ayat Hafalan:
Roma 4:20-21

Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidak percayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Jalan Raya Kehidupan 5

Pelajaran 5
JALAN BERCABANG PADA SIMPANG KEKACAUAN
(Kejadian 11-15)

Yang manakah yang paling kita sukai, malam atau siang? Kebanyakan dari kita lebih menyukai siang karena kita ingin melihat ke mana kita sedang pergi dan apa yang sedang kita perbuat maupun apa yang sedang orang perbuat.  Jika kita lebih menyukai malam,  sukakah jika tidak ada bulan ataupun bintang? Tidak. Malam tidak menjadi indah kalau tidak ada bulan ataupun  bintang yang menerangi langit. Siang hari pun tidak menjadi lebih indah apabila tidak ada matahari yang menerangi.

Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dunia dan di dalam Dia tidak ada kegelapan (1 Yoh. 1:5).

Marilah kita lihat apakah anak-anak Allah berjalan dalam terang atau gelap sesudah air bah besar itu. Air bah telah membinasakan  semua orang yang penuh dengan dosa sehingga Allah mulai bekerja dengan Nuh dan memberikan kepadanya peraturan-peraturan lalu lintas yang baru (Kej. 9:1-19)
a.       Nuh disuruh berkembang biak dan memenuhi bumi (Kej. 9:1,7)
b.      Ia diberikan daging untuk dimakan seperti juga sayur-sayuran dan tumbuh-tumbuhan (Kej. 9:3).
c.       Pembunuhan harus dihukum.
d.      Kemudian Allah membuat satu perjanjian dengan Nuh bahwa Ia tidak akan lagi membinasakan bumi dengan air bah dan memberikan pelangi sebagai tanda.

Nuh dan anak-anaknya, Sem, Ham dan Yafet kemudian diberikan lampu hijau untuk berjalan terus pada Jalan Raya Kehidupan. Mereka berkembang biak dengan sangat cepat. Semua orang berbahasa dan berlogat satu (Kej. 11:1).

Sesudah kira-kira 100 tahun manusia semakin banyak di bumi dan ketika ada banyak orang maka ada banyak kejahatan. Demikianlah yang berlaku pada zaman Nuh. Mereka tidak mentaati peraturan-peraturan yang telah Allah berikan kepada mereka.

Selagi mereka membuat perjalanan ke timur, mereka menemukan dataran di tanah Sinear. Mereka berkata, “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik serta membangun  sebuah kota dan sebuah menara (Kej. 11:4). Menara ini menjadi tempat penyembahan berhala. Mereka menyembah ciptaan sebagai ganti Pencipta (Roma 1:19-23).

Allah turun melihat menara dan kota itu (Kej. 11:5-7). Ia sangat tidak berkenan. Ia mencerai-beraikan orang-orang itu, mengacaukan bahasa mereka  dan menamakan tempat itu Babel yang artinya kekacauan.

Apa yang akan Allah buat sekarang? Manusia telah mendurhaka dan telah gagal sehingga Allah membiarkan bangsa-bangsa kafir kepada dosa dan kejahatan (Roma 1:24-28). Orang-orang kafir mengikuti jalan yang disebut Jalan kekafiran. Semua bangsa telah memilih jalan yang benar menurut pilihan mereka sendiri tetapi ternyata jalan itu adalah jalan yang menuju kepada kematian.

Mengapakah ini adalah jalan raya kematian? Marilah kita lihat bagaimana bangsa itu telah mendurhaka dan tidak mematuhi jalan iman daripada Allah. Ketika mereka berkata, ‘marilah kita membuat batu bata dan membangun menara mereka mengusahakan pekerjaan bagi kemuliaan mereka sendiri dan bukan untuk kemuliaan Tuhan. Banyak orang sekarang sedang membangun menara dari batu-batu yaitu “amal baik” dan bergantung  padanya untuk  membawa mereka ke surga. Pada hal Allah hanya berkenan kepada orang yang beriman.

Ketika mereka berkata, ‘marilah kita mencari nama’ menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati nama Allah. Ketika manusia menyembah diri sendiri maka itu membawa kekacauan dan perpecahan.

Ketika mereka berkata, ‘biarlah kita tidak berpencar’, mereka menentang perintah Allah bahwa manusia harus memenuhi bumi. Ketidakpatuhan membawa kebingungan dan hukuman bagi manusia.

Pada pelajaran berikut kita akan mengikuti jalan yang berbeda dari Jalan  Kekafiran  dari Simpang Kekacauan dan melihat bagaimana Allah memanggil seseorang untuk mengadakan permulaan yang baru pada Jalan Perjanjian.

Jika kita adalah anak Tuhan dan telah jatuh dalam dosa maka kita harus mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya. Dia akan mengampuni dan memulihkan kembali persekutuan dengan-Nya.

Ayat Hafalan:
1 Yohanes 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain dan darah Yesus Anak-Nya itu menyucikan kita dari segala dosa.








Jalan Raya Kehidupan 4

Pelajaran 4.
PEMUSNAHAN BESAR PADA JALAN RAYA KEHIDUPAN
(Kejadian 6)

Kita pasti pernah melihat banjir bukan? Betapa mengerikan orang-orang yang harus menderita karena banjir.

Di dalam pelajaran lalu kita menemui bahwa jalan Allah ada di atas/di udara. Sekarang kita akan melihat bahwa jalan Allah ada di air bah (Maz.77:20). Kadang-kadang jalan Allah berubah dan kita tiba pada tikungan, karena itu kita perlu tetap lebih dekat pada-Nya dan firman-Nya selagi kita berjalan pada Jalan Raya Kehidupan.

Sekarang perjalanan kita tiba pada saat  banjir atau air bah tiba.

Sesudah Henokh diangkat ke surga oleh Tuhan, manusia semakin jahat. Setan sangat giat memimpin manusia kepada jalannya dan berusaha menghalangi Allah dalam memunculkan Penebus yang di janjikan pada Kejadian 3:15. Kebaikan dan kejahatan bercampur aduk dan seterusnya hanyalah kejahatan.

Allah berkata, “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Ku ciptakan” (Kej. 6:7). Tetapi di tangah-tengah dosa yang begitu banyak ada seorang yang berjalan dengan Allah. Namanya Nuh. Ia tidak kawin-mawin dengan orang jahat. Demikian juga anak-anaknya. Ia menempuh jalan iman dan memperoleh karunia Allah (Kej. 6:8).

Nuh adalah seorang yang baik di mata Allah dan Allah berkata kepadanya, “Buatlah sebuah bahtera.” (Kej. 6:12-21). Nuh mentaati Allah sekalipun ia sendiri belum pernah melihat hujan atau banjir. Menurut Kejadian 2:6, pada waktu itu embunlah yang naik dan membasahi bumi. Bayangkanlah. Nuh seorang yang sudah berumur  600 tahun, membangun semacam kapal (bahtera) jauh dari laut dan bersaksi kepada orang jahat selagi ia mengerjakan bahtera itu. Para tukang kayu yang membantu dia pun mungkin juga mencemooh pikirannya tentang datangnya banjir.

Akhirnya bahtera itu selesai dan Tuhan berkata pada Nuh, “Marilah masuk engkau dan seluruh keluargamu ke dalam bahtera.” Kemudian air bah pun datanglah. (Kej. 7:17-24).
Semua yang berada di luar bahtera binasa sedangkan semua yang berada di dalam bahtera selamat. Bahtera itu terapung dengan selamat di atas air hujan yang berlangsung selama 40 hari 40 malam dan setetes air pun tidak masuk ke dalam bahtera.

Allah mengingat Nuh. (Kej 8:1-15).

Tepat satu tahun sesudah Allah berkata “marilah masuk” Ia pun berkata “pergilah” (Kej. 8:16). Allah yang pertama masuk dan yang terakhir keluar.

Apa yang pertama kali Nuh perbuat setelah ia selamat di tanah yang kering? Ia membuat sebuah mezbah dan menyembah  Allah. Perhatikan bahwa ia tidak menyembah bahtera itu (Kej. 8:20). Allah kemudian memberi pelangi sebagai tanda bahwa Ia tidak akan membinasakan lagi dunia ini dengan air bah (Kej. 9:9-19).

Kita mendengar bahwa banyak negara di dunia sekarang ini mengalami banjir yang besar tetapi banjir itu tidak seperti yang telah terjadi pada zaman Nuh.

Peristiwa ini melukiskan istilah-istilah rohani “selamat” dan “binasa”. Yang berada di luar bahtera itu binasa, namun yang berada di dalam bahtera selamat.

Bahtera itu dibuat dari kayu Gofir dan ditutupi dengan aspal. Aspal itu mencegah air masuk ke dalam bahtera dan menyelamatkan Nuh. Ini adalah gambaran yang indah dari Tuhan Yesus Kristus. Pohon memberi hidupnya menjadi bahtera; Yesus memberi Tubuh-Nya mati supaya menyelamatkan kita dari hukuman dosa.

Hanya ada satu pintu di dalam bahtera dan semua harus memasuki pintu itu. Di dalam Kristus ada jalan dimana semua boleh masuk ke dalam hidup yang kekal.
Bahtera dibaptis di dalam air penghukuman, jadi begitu juga Kristus dibaptis di dalam hukum maut karena kita (I Pet. 3:18-21).

Demikianlah kita telah melihat banjir besar, yang membinasakan semua orang jahat dalam penghukuman.

Buku Allah yaitu Alkitab berkata bahwa ada penghukuman besar lain yang akan datang beberapa waktu lagi. Sudahkah kita selamat di dalam Kristus sekarang?  Yesus Kristus berkata, “Marilah kepada-Ku, Aku akan menyelamatkan engkau. Aku mengasihi dan mati untuk dosa-dosamu. Aku akan memimpinmu sepanjang jalan raya kehidupan dan membawamu ke rumah kekal untuk tinggal bersamamu selama-lamanya dalam kemuliaan.”

Ayat hafalan: 
Yohanes 10:9

Akulah pintu. Barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 

Wednesday, June 4, 2014

Jalan Raya Kehidupan 3



ANGKASAWAN PERTAMA
(Kejadian 55:1-24)

Jika akan mengadakan perjalanan,  cara perjalanan manakah yang menjadi keinginan kita? Kebanyakan orang sekarang menaruh minat perjalanan melalui udara. Apakah kita  ingin berjalan melalui angkasa tanpa mengendarai sebuah pesawat? Hanya terangkat saja? Dalam perjanjian lama ada seorang yang berjalan pada Jalan Raya Kehidupan yang telah mengalami hal itu.

Setelah Kain membunuh Habel, Allah memberikan anak laki-laki yang lain kepada Hawa dan dinamakan Set. Allah telah menjanjikan seorang penebus dan menghendaki seorang penebus dan kelahirannya dari keturunan yang saleh. Sementara bertahun-tahun berlalu manusia bertambah-tambah di bumi dan kejahatan pun bertambah pula. Manusia harus memilih jalan yang disangkanya benar tapi ujungnya menuju maut atau memilih jalan iman.

Manusia hidup berabad-abad. Marilah kita lihat umur  mereka yang hidup di zaman Set. (Kej. 55:6-32). Perhatikan yang paling tua umurnya adalah Metusalah yang hidup mencapai umur  969 tahun. (Kej. 5:27). Metusalah adalah anak Henokh. Henokh kita sebut Angkasawan yang pertama. 

Perhatikan ketika kita membaca riwayat manusia kecuali Henokh, semua berakhir dengan tiga kata, “maka matilah ia”. Mengapa? Sebab upah dosa ialah maut.  Sekarang kita akan mempelajari bahwa ada satu cara untuk mengatasi ketakutan terhadap kematian, dan ada sebagian daripada kita yang tidak pernah akan mati.

Perhatikan apa yang dikatakan tentang Henokh, “Ia bergaul dengan Allah” (Kej. 5:24). Henokh bersekutu dengan Allah – ia berjalan dengan iman. Itu berarti dia membawa korban yang benar. Dua pribadi tidak dapat berjalan bersama kecuali mereka saling setuju satu sama lain (Amos 3:3). Demikianlah iman Henokh sungguh-sunguh berkenan kepada Allah. Henokh berkhotbah dan bersaksi menjelang ia pergi (Yudas 14,15). Manusia menjadi sangat tidak patuh pada Allah. Mereka berjalan pada jalan mereka sendiri (mengucapkan kata-kata yang indah, mengagumi manusia dan mencemooh Allah). Henokh mengingatkan mereka bahwa suatu ketika Tuhan akan datang namun mereka hanya mengejek dan mengolok-oloknya.

Suatu hari ketika Henokh sedang berjalan pada umur  365 tahun, ia menghilang. Oleh iman ia telah diubah atau diangkat ke sorga (Ibr. 11:5,6). Kita tidak mengerti bagaimana Henokh diubah dan diangkat Allah ke sorga. Satu hal yang mengagumkan dalam kisah  ini ialah kisah ini membuat kita sangat yakin akan apa yang akan terjadi pada orang-orang percaya yang berada pada “Bandar Udara Anugerah” Allah menyatakan sebuah rahasia kepada rasul Paulus bahwa suatu ketika Tuhan Yesus akan turun dari sorga. Akan ada bunyi sangkakala, kubur-kubur akan dibukakan, orang-orang percaya akan dibangkitkan dan kita yang hidup yang masih tinggal diangkat bersama-sama dengan mereka untuk bertemu dengan Tuhan diangkasa. (1 Tes. 4:13-17). Inilah sebabnya dalam pelajaran ini orang-orang percaya tergambar hidup di Bandar Udara Anugerah.

Paulus menyebut ini “Pengharapan Keberkatan Kita” (Tit. 2:13). Tidak perlu takut mati apabila kita memiliki pengharapan ini. Tidak perlu bersusah hati terhadap orang yang mati apabila mereka telah diselamatkan, karena kita akan diangkat bersama mereka di udara.

Seperti Henokh, Allah menghendaki kita menjadi saksi sementara menunggu panggilan dari sorga. Dia menghendaki kita untuk memperingatkan setiap orang tentang upah dosa dan hidup kekal di dalam Yesus Kristus.

Sesudah orang-orang percaya diangkat dari dunia ini akan ada suatu masa hukuman yang mengerikan yang akan datang. Pikirkan betapa sedihnya apabila kita diangkat ke sorga sedangkan ibu, ayah ataupun teman-teman kita  ditinggalkan. Sudahkan kita menceritakan kepada mereka tentang Yesus Kristus yang mati untuk dosa-dosa mereka?

Pikirkanlah betapa malunya kita apabila kita sedang melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah ketika Yesus datang memanggil kita menghadap Dia. Itu sebabnya kita harus hidup bersih suci setiap saat.

Pada pelajaran berikut kita akan mendengar hukuman besar yang menimpa dunia sesudah
Henokh diangkat. Yakinlah bahwa kita benar-benar sudah berada dalam pesawat terbang keselamatan ketika Yesus kembali mengangkat kita bersama-sama dengan Dia.

Ayat hafalan
1 Tesalonika 4:17
Kita yang hidup yang masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.                

Jalan Raya Kehidupan 2



ANAK-ANAK PERTAMA PADA JALAN RAYA KEHIDUPAN
(Kej. 4:1-15)

Hadiah apa yang sangat indah yang Allah berikan kepada pasangan suami istri? Kita pasti tahu jawabannya adalah seorang bayi. Tidak seorang pun kecuali Allah yang dapat membuat hadiah ini dan hanya Dialah yang dapat memberikannya.

Sementara kita berjalan pada Jalan Raya Kehidupan, kita akan melihat banyak bayi, akan tetapi sekarang kita akan berpikir tentang  bayi yang pertama kali lahir dalam dunia ini. Ketahuilah bahwa Adam dan Hawa tidak pernah menjadi bayi, mereka diciptakan Allah sebagai laki-laki dan perempuan dewasa.

Karena melawan Allah maka Adam dan Hawa diusir dari taman Eden, taman dimana Allah telah menempatkan mereka. Sekarang mereka harus memulai suatu hidup yang baru (Kej. 3:23,24). Suatu ketika keluarga ini mendapat  hadiah dari Allah yang sangat mengagumkan – seorang bayi. Dalam bahagianya Hawa berkata, “Aku telah mendapatkan seorang laki-laki dengan pertolongan Tuhan” (Kej. 4:11). Mungkin Hawa berpikir anak ini adalah keturunan yang dijanjikan Allah dalam Kej. 3:15, yang akan mengalahkan setan. Hawa menamakan anak itu Kain.
Kemudian lahirlah seorang anak laki-laki yang lain, Hawa menamakan bayi yang baru lahir itu Habel. Jadi sekarang kita sudah menemukan dua orang anak pada Jalan Raya Kehidupan.

Ingatkah ayat kita dari perjalanan pertama, “Ada jalan yang disangka orang lurus...?” Jalan manakah yang akan dipilih oleh kedua anak-laki-laki tersebut?
Adam dan Hawa sudah menunjukkan kepada mereka jalan korban darah dengan iman sebagai bukti.  Tidak ada peraturan-peraturan yang diberikan kepada kedua anak itu sebagaimana telah diberikan kepada Adam dan Hawa. Satu-satunya  kewajiban hanyalah bahwa mereka harus menyembah Allah dengan cara yang telah Allah tentukan.

Habel menjadi seorang gembala (penjaga domba) sedangkan Kain menjadi seorang petani (penggarap tanah).
 
Ketika kedua anak tersebut telah cukup dewasa mereka harus menentukan jalan pilihan mereka sendiri kemana mereka pergi. Orang tua tidak dapat memilih jalan bagi anak-anaknya walaupun mereka sungguh-sungguh menghendakinya.

Kain berkata, “Lihatlah buah-buahan segar dari tanah ini. Saya sudah bekerja keras untuk menggarap tanah ini. Pasti Allah akan berkenan dengan persembahan saya”
Apakah Allah berkenan dengan perbuatan tangan Adam dan Hawa ketika mereka membat pakian dari daun-daunan? Tidak. Persembahan demikian kita namakan “amal baik

Di lain pihak Habel mengambil seekor domba, menyembelihnya dan meletakkannya di atas mezbah sebagai korban darah bagi Allah. Ia telah membawa suatu korban darah.

Sudah berdosakah Kain dan Habel? Ya, mereka lahir sebagai orang berdosa dan mereka adalah orang berdosa.

Perhatikanlah apa yang telah terjadi. Allah menerima persembahan Habel, tetapi tidak menerima persembahan Kain. Kain sangat marah dan kemudian membunuh adiknya Habel. Adakah Allah berkenan dengan tindakan Kain ini? Tidak, Allah tidak berkenan dan membuangnya jauh dari tempat kediamannya untuk mengembara di tanah yang lain karena kejahatan yang telah ia perbuat (Kej. 4:6-12).

Kedua anak ini  dibesarkan dalam keluarga yang sama dan diajarkan kebenaran yang sama. Perbedaaannya adalah, Habel percaya atau beriman pada apa yang diajarkan padanya sedangkan Kain tidak beriman pada apa yang diajarkan. Melalui tingkah laku mereka, mereka menunjukkan apa yang berada dalam hati mereka.

Kita lihat, betapa ngerinya ketidakpercayaan itu. Ketidak percayaan memimpin kepada kemarahan, tipu daya, dusta dan berakhir dengan hukuman yang mengerikan: keterpisahan (Kej. 4:8-12).

Percaya atau iman membawa damai dan kebenaran kepada Habel dan Allah bahwa walaupun Habel telah mati, dia masih berbicara (Ibr. 11:4). Allah berkata bahwa tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Apakah kita hidup pada zaman anugerah atau pada zaman yang lain, iman diperlukan agar kita diperkenankan Allah.

Allah memandang korban Habel dan melalui pencurahan darah, ia melihat Tuhan Yesus Kristus sebagai domba yang disediakan sebelum dunia dijadikan (1 Pet. 1: 19-20). Sekarang kita tidak menunjukkan iman kita dengan membawa seekor domba ke mezbah melainkan dengan datang pada salib Tuhan Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.

Sekali lagi kita telah melihat kebenaran dari ayat: ”Ada jalan yang disangka orang
lurus..” Sebagian memilih jalan yang benar sedangkan yang  lain memilih jalan yang salah sepanjang Jalan Raya Kehidupan.  Alkitab berkata kepada kita bahwa sekarang ini banyak orang  berada pada jalan Kain (Yudas 11). Mereka adalah orang-orang yang sedang meninggalkan Allah. Mereka adalah orang-orang yang bergantung pada amal baik untuk keselamatan mereka.

Sekarang jika kita ingin menunjukkan iman kita, datanglah pada Tuhan Yesus dan katakanlah kepada-Nya bahwa kita percaya bahwa Yesus sudah mati untuk dosa-dosa kita dan Ia akan memberikan kepada kita kebenaran-Nya yang ajaib.

Ayat hafalan: 
 Ibrani 11:6
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, sebab barang siapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.