Pelajaran 7
SUATU PESTA
PERKAWINAN DI JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 24)
Kita pasti pernah ke pesta perkawinan, bukan? Dalam suatu pesta pernikahan kita bersama-sama mengambil
bagian dalam sukacita kedua insan yang sedang berbahagia dalam memadukan hati
mereka untuk hidup dalam kasih.
Allah menuntun seseorang untuk memilih
pasangan hidupnya. Apabila orang itu selalu patuh pada janji-janji Tuhan, buku
penuntun kita yaitu Alkitab berkata, ”Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan
percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak” (Maz. 37:5).
Hari ini sementara kita
melakukan perjalanan pada Jalan Perjanjian, kita akan melihat bagaimana
pimpinan Allah dalam mencarikan isteri bagi Ishak. Kita juga akan menghadiri pesta
perkawinannya, tetapi ini akan sangat berlainan dengan pesta-pesta perkawinan
yang biasa kita lihat.
Tahun-tahun sudah
berlalu, Sarah sudah meninggal dan Abraham sudah menjadi sangat tua. Dalam
ketuaannya ini ia mengambil suatu keputusan bagi Ishak agar dia segera kawin
dan tinggal di rumahnya sendiri. Waktu itu orang tinggal dalam tenda yang
menjadi tempat tinggal mereka.
Abraham memanggil
pelayannya dan membuat suatu perjanjian bahwa pelayan itu tidak akan
mengambilkan Ishak seorang isteri dari orang Kanaan tapi memilih dari antara
sanak saudara Abraham. Allah juga telah menyatakan, kita sebagai orang-orang
percaya yang hidup pada zaman sekarang ini tidak boleh mengambil pasangan dari
antara orang yang belum percaya (2 Kor. 6:14-16).
Pelayan itupun pergi
dengan membawa sepuluh ekor unta yang sarat dengan bekal serta bermacam-macam hadiah. Ia tiba di Nahor sebuah kota di Mesopotamia. Di luar kota itu ia
berhenti untuk memberi minum unta-untanya. Saat itu adalah waktu bagi
wanita-wanita untuk turun mengambil air. Pelayan itu berdoa meminta pimpinan
Tuhan (Kej. 24:10). Ia meminta dengan sungguh-sungguh serta menunggu untuk
melihat jawaban Tuhan.
Ribka pun datang serta
memenuhi segala kebutuhannya. Pelayan itu berlutut dan sujud menyembah Tuhan
(ayat 26). “Tuhan telah menuntun aku” (ayat 27). Apabila kita ingin dituntun
oleh Tuhan maka syaratnya adalah kita
harus benar-benar berada pada jalan yang benar dan bukan pada jalan yang
kelihatan benar .
Ia memberikan Ribka
banyak hadiah untuk
menunjukkan kekayaan dan kedudukan Ishak. Ribka menerima pemberian itu dan
percaya sepenuhnya pada cerita sang pelayan. Dan pada akhirnya datang juga pertanyaan itu, “Maukah engkau
pergi?” Ribka menjawab, “Saya mau” (ayat 58). Sesungguhnya waktu menjawab
pertanyaan itu Ribka sudah mengambil langkah maju ke atas janji-janji. Ia tidak
gentar untuk pergi ke negeri asing, ke tempat orang-orang yang tidak
dikenalnya, karena dia percaya bahwa Tuhan yang sudah memimpin pelayan itu
pasti akan memeliharanya juga.
Perjalanan panjang
melintasi padang pasir dimulai dengan sengatan matahari tapi Ribka tidak merasa
susah hati karena dia sedang mengharapkan untuk bertemu dengan orang yang
walaupun belum dikenalnya tapi sekarang sedang belajar dicintainya.
Menjelang senja Ishak
ke luar rumah untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangannya dan di kejauhan dia melihat
mereka datang. Pelayannya menceritakan segala peristiwa dan tahulah Ishak bahwa
Tuhan sudah memberikan kepadanya seorang isteri dan ia membawa Ribka ke kemah
ibunya dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak sangat menyayanginya (ayat
63).
Tahukah saudara bahwa
kita orang–orang percaya yang hidup sekarang ini sama seperti Ribka? Sebenarnya
kita telah berjalan di dalam hidup ini untuk menantikan suatu pertemuan dengan
seorang yang kita cintai, Ia adalah Kristus. Jalan
keselamatan adalah penjelmaan dari setiap mereka yang telah menerima Dia
dihatinya yang sedang menantikan panggilan-Nya ke surga. Dalam masa penantian ini Roh Kudus akan menceritakan kepada kita banyak
hal tentang Dia.
Kita belum pernah
melihat-Nya tapi kita mengasihi Dia dan
kita rindu untuk bercerita tentang Dia serta membaca surat kasih-Nya
yaitu Alkitab. Dalam Alkitab Ia menceritakan tentang berkat-berkat rohani yang
telah Ia sediakan bagi kita serta kedudukan bersama-Nya di dalam surga yang
kekal karena kita telah dipertunangkan dengan Dia untuk selamanya (Efs. 1,2).
Sementara itu kita juga
dapat berbicara dengan-Nya melalui doa. Dia akan
menjawab serta memimpin kita. Untuk itu ingatlah yang satu ini, “Tidak ada
perkara yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk tidak dibawa kepada Kristus
dalam doa”.
Adakah hal tadi
kelihatan suatu perkawinan yang aneh? Dalam merayakan hari pernikahannya banyak
sekali orang yang menginginkan suatu pesta yang besar, tapi sebenarnya
bagaimanapun perayaan itu dilakukan, apabila di sana ada kasih dan pengertian
maka perkawinan itu akan kekal. Nah! Ketika kita menerima Tuhan Yesus Kristus
menjadi Juruselamat kita, hal itu dapat kita lakukan secara diam-diam dikala
kita sedang sendirian dan dapat juga dilakukan
melalui pertemuan yang besar. Jika kita
mengasihi Dia karena Dia telah mati bagi dosa-doa kita dan menyatakan
kepada-Nya untuk menerima Dia sebagai Juruselamat kita maka kita menjadi satu
dengan Dia.
Ayat hafalan:
Mazmur 37:5
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah
kepada-Nya dan Ia akan bertindak.
No comments:
Post a Comment