Monday, June 9, 2014

Jalan Raya Kehidupan 7

Pelajaran 7
SUATU PESTA PERKAWINAN DI JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 24)


Kita pasti pernah ke pesta perkawinan, bukan? Dalam suatu pesta pernikahan kita bersama-sama mengambil bagian dalam sukacita kedua insan yang sedang berbahagia dalam memadukan hati mereka untuk hidup dalam kasih.

Allah menuntun seseorang untuk memilih pasangan hidupnya. Apabila orang itu selalu patuh pada janji-janji Tuhan, buku penuntun kita yaitu Alkitab berkata, ”Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak” (Maz. 37:5).

Hari ini sementara kita melakukan perjalanan pada Jalan Perjanjian, kita akan melihat bagaimana pimpinan Allah dalam mencarikan isteri bagi Ishak. Kita juga akan menghadiri pesta perkawinannya, tetapi ini akan sangat berlainan dengan pesta-pesta perkawinan yang biasa kita lihat.

Tahun-tahun sudah berlalu, Sarah sudah meninggal dan Abraham sudah menjadi sangat tua. Dalam ketuaannya ini ia mengambil suatu keputusan bagi Ishak agar dia segera kawin dan tinggal di rumahnya sendiri. Waktu itu orang tinggal dalam tenda yang menjadi tempat tinggal mereka.

Abraham memanggil pelayannya dan membuat suatu perjanjian bahwa pelayan itu tidak akan mengambilkan Ishak seorang isteri dari orang Kanaan tapi memilih dari antara sanak saudara Abraham. Allah juga telah menyatakan, kita sebagai orang-orang percaya yang hidup pada zaman sekarang ini tidak boleh mengambil pasangan dari antara orang yang belum percaya (2 Kor. 6:14-16).

Pelayan itupun pergi dengan membawa sepuluh ekor unta yang sarat dengan bekal serta bermacam-macam hadiah. Ia tiba di Nahor sebuah kota di Mesopotamia. Di luar kota itu ia berhenti untuk memberi minum unta-untanya. Saat itu adalah waktu bagi wanita-wanita untuk turun mengambil air. Pelayan itu berdoa meminta pimpinan Tuhan (Kej. 24:10). Ia meminta dengan sungguh-sungguh serta menunggu untuk melihat jawaban Tuhan.

Ribka pun datang serta memenuhi segala kebutuhannya. Pelayan itu berlutut dan sujud menyembah Tuhan (ayat 26). “Tuhan telah menuntun aku” (ayat 27). Apabila kita ingin dituntun oleh Tuhan  maka syaratnya adalah kita harus benar-benar berada pada jalan yang benar dan bukan pada jalan yang kelihatan benar .

Ia memberikan Ribka banyak hadiah untuk menunjukkan kekayaan dan kedudukan Ishak. Ribka menerima pemberian itu dan percaya sepenuhnya pada cerita sang pelayan. Dan pada akhirnya datang juga pertanyaan itu, “Maukah engkau pergi?” Ribka menjawab, “Saya mau” (ayat 58). Sesungguhnya waktu menjawab pertanyaan itu Ribka sudah mengambil langkah maju ke atas janji-janji. Ia tidak gentar untuk pergi ke negeri asing, ke tempat orang-orang yang tidak dikenalnya, karena dia percaya bahwa Tuhan yang sudah memimpin pelayan itu pasti akan memeliharanya juga.

Perjalanan panjang melintasi padang pasir dimulai dengan sengatan matahari tapi Ribka tidak merasa susah hati karena dia sedang mengharapkan untuk bertemu dengan orang yang walaupun belum dikenalnya tapi sekarang sedang belajar dicintainya.

Menjelang senja Ishak ke luar rumah untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan  pandangannya dan di kejauhan dia melihat mereka datang. Pelayannya menceritakan segala peristiwa dan tahulah Ishak bahwa Tuhan sudah memberikan kepadanya seorang isteri dan ia membawa Ribka ke kemah ibunya dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak sangat menyayanginya (ayat 63).

Tahukah saudara bahwa kita orang–orang percaya yang hidup sekarang ini sama seperti Ribka? Sebenarnya kita telah berjalan di dalam hidup ini untuk menantikan suatu pertemuan dengan seorang yang kita cintai, Ia adalah Kristus. Jalan keselamatan adalah penjelmaan dari setiap mereka yang telah menerima Dia dihatinya yang sedang menantikan panggilan-Nya ke surga. Dalam masa penantian ini Roh  Kudus akan menceritakan kepada kita banyak hal tentang Dia.

Kita belum pernah melihat-Nya tapi kita mengasihi Dia dan  kita rindu untuk bercerita tentang Dia serta membaca surat kasih-Nya yaitu Alkitab. Dalam Alkitab Ia menceritakan tentang berkat-berkat rohani yang telah Ia sediakan bagi kita serta kedudukan bersama-Nya di dalam surga yang kekal karena kita telah dipertunangkan dengan Dia untuk selamanya (Efs. 1,2).

Sementara itu kita juga dapat berbicara dengan-Nya melalui doa. Dia akan menjawab serta memimpin kita. Untuk itu ingatlah yang satu ini, “Tidak ada perkara yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk tidak dibawa kepada Kristus dalam doa”.

Adakah hal tadi kelihatan suatu perkawinan yang aneh? Dalam merayakan hari pernikahannya banyak sekali orang yang menginginkan suatu pesta yang besar, tapi sebenarnya bagaimanapun perayaan itu dilakukan, apabila di sana ada kasih dan pengertian maka perkawinan itu akan kekal. Nah! Ketika kita menerima Tuhan Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita, hal itu dapat kita lakukan secara diam-diam dikala kita sedang sendirian dan dapat juga dilakukan  melalui pertemuan yang besar. Jika kita mengasihi Dia karena Dia telah mati bagi dosa-doa kita dan menyatakan kepada-Nya untuk menerima Dia sebagai Juruselamat kita maka kita menjadi satu dengan Dia.

Ayat hafalan:
Mazmur 37:5
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak.  

No comments:

Post a Comment