Wednesday, June 4, 2014

Jalan Raya Kehidupan 1



MUSAFIR-MUSAFIR PERTAMA
(Kejadian 1-3)

Hari ini kita akan memulai suatu perjalanan, katakanlah bahwa kita ini adalah Pengembara-pengembara (Musafir) yang akan melakukan perjalanan yang sangat panjang.  Jalan yang akan kita tempuh ini kita namakan “Jalan Raya Kehidupan.
Jalan tersebut berawal dari Taman Eden saat kehidupan manusia dimulai dan berakhir pada suatu “Kerajaan” dimana kehidupan manusia di bumi akan diakhiri.

Setiap orang yang mengadakan perjalanan selalu membutuhkan peta atau penunjuk jalan. Dalam perjalanan ini  kita mendapatkan buku penuntun dari Allah Pencipta. Buku penuntun ini akan menuntun kita karena ini adalah Firman-Nya yaitu  “ALKITAB”  (Maz.119:105; 48:14). Kita akan membutuhkannya dan menggunakannya sepanjang pengembaraan ini.

Selama berjalan pada jalan raya kehidupan, kita akan bertemu dengan banyak musafir. Kita akan menyaksikan  ada diantara mereka yang berjalan menurut jalan Tuhan dan ada yang menurut jalannya sendiri. Mereka semua berjalan berdampingan sampai hari penghakiman. Setiap orang yang berjalan dalam jalan raya kehidupan ini harus memilih jalan mana yang harus ditempuhnya. Sifat musafir seperti ini menyatakan kebenaran  Alkitab yang berkata bahwa ada jalan yang disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 14:12).

Karena perjalanan ini sangat panjang maka setiap orang yang akan mengadakan perjalanan haruslah mengetahui hukum-hukum lalu lintas. Dalam perjalanan ini kita akan menemukan bahwa hukum-hukum lalu lintas Allah pada suatu waktu dan tempat berbeda dengan hukum-hukum lalu lintas pada waktu dan tempat yang lain. Hukum-hukum yang berlaku pada waktu dan tempat kita sekarang ini sangatlah berbeda dengan hukum-hukum yang berlaku pada dan tempat dimana Adam dan Hawa hidup.

Dalam jalan raya kehidupan ini, waktu dan tempat dimana kita hidup sekarang ini ditandai dengan “Lapangan terbang Anugerah Atau Bandar Udara Anugerah.

Mari kita kembali pada awal kita memulai pengembaraan kita. Anggaplah bahwa kita sekarang berada di Taman Eden yang permai dan disini kita melihat Adam dan Hawa.

Kita  membuka Buku Penuntun kita untuk melihat hal apa saja yang terjadi pada musafir-musafir yang pertama ini. Kepada keduanya telah diberikan hukum-hukum khusus. Perhatikan  Kejadian 2:16,17,  mereka tidak boleh makan dari pohon yang dinamakan  “Pohon pengetahuan baik dan jahat.

Saat itu segala sesuatu berjalan lancar sampai tiba suatu hari ketika si Pencoba yaitu Iblis, musuh besar Allah dan manusia datang ke Taman Eden. Dia bertanya tentang perintah Tuhan dan memutarbalikkannya sehingga Hawa menjadi lebih mempercayainya daripada mempercayai Allah. Hawa melihat dan makan dari buah pohon itu serta memberikan kepada Adam untuk dimakan bersama. Setelah mereka memakannya celiklah mata mereka terhadap dosa, tampaklah pada mereka bahwa sekarang telah telanjang di hadapan Allah dan mereka menjadi sangat takut. Mereka telah berdosa dan telah memilih jalan kematian. Kematian (mati) berarti terpisah dari Allah (mati di sini adalah mati secara rohani). Kematian ialah upah dari dosa.

Mereka kemudian membuat dan memakai cawat dari daun-daunan dan bersembunyi. Sementara keduanya bersembunyi di balik pepohonan, Allah datang mencari mereka karena kasih-Nya kepada mereka dan juga untuk menjatuhkan hukuman atas dosa yang telah mereka lakukan.

Ia meletakkan kutuk-Nya atas si ular, atas wanita, atas pria dan atas bumi (Kej. 3:14-24).
Berbarengan dengan kutukan itu Allah yang penuh dengan kasih dan rahmat juga telah menjanjikan seorang Penakluk yang pada suatu hari akan datang untuk menaklukkan dosa dan maut serta meremukkan kepala sang Ular.
Dalam 1 Korintus 15:21, 45,47, Dia disebut sebagai Adam yang terakhir yaitu Yesus Kristus. Melalui kematian-Nya di kayu salib, dosa dan maut telah ditaklukkan.

Allah menyembelih seekor binatang yang tidak bersalah dan menumpahkan darahnya.  Kulitnya diberikan kepada Adam dan Hawa untuk menutupi ketelanjangan mereka (Kej. 3:21). Ini sedang menunjukkan bahwa dosa hanya bisa diselubungi oleh pekerjaan Allah.

Kisah tentang musafir-musafir pertama ini adalah kisah tentang pendosa pertama. Dosa masuk melalui Adam sehingga setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini telah dilahirkan sebagai pendosa dan telah dibelenggu oleh dosa. Semuanya telah menjadi pengikut Adam (Roma 5:12-14). Dan karena upah dosa ialah maut, maka itu berarti semua manusia telah tercelaka menuju maut.

Kita yang hidup pada Zaman Anugerah ini adalah keturunan Adam maka kita juga telah terhitung sebagai pendosa ketika Adam berbuat dosa. Tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui Yesus Kristus Tuhan kita. Dan seperti pekerjaan Adam dan Hawa (membuat cawat dari daun-daunan) tidak mendapat perkenanan Tuhan Allah  begitu juga dengan pekerjaan kita yang hidup sesudah mereka sekarang ini. Kita tidak dapat menyelamatkan nyawa kita dengan perbuatan baik kita.

Pula seperti halnya seekor binatang tidak berdosa telah dikorbankan untuk menutupi dosa Adam dan Hawa maka  Domba Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus juga telah mati untuk menghapus dosa setiap orang percaya dan yang menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi. Keselamatan hanya ada dalam Tuhan Yesus.

Pilihan mana yang telah kita ambil, apakah sedang berjalan pada jalan Allah dengan Kristus sebagai penyelamat pribadi ataukah masih berada pada jalan yang kelihatan benar tetapi menuju pada maut? Keputusan Allah terhadap kita hanyalah tergantung pada keputusan kita sendiri. Apakah kita memilih untuk mengusahakan keselamatan melalui pekerjaan sendiri atau memilih penghapus dosa melalui karya Yesus Kristus?

Ayat hafalan:
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita.

No comments:

Post a Comment