Monday, June 9, 2014

Jalan Raya Kehidupan 5

Pelajaran 5
JALAN BERCABANG PADA SIMPANG KEKACAUAN
(Kejadian 11-15)

Yang manakah yang paling kita sukai, malam atau siang? Kebanyakan dari kita lebih menyukai siang karena kita ingin melihat ke mana kita sedang pergi dan apa yang sedang kita perbuat maupun apa yang sedang orang perbuat.  Jika kita lebih menyukai malam,  sukakah jika tidak ada bulan ataupun bintang? Tidak. Malam tidak menjadi indah kalau tidak ada bulan ataupun  bintang yang menerangi langit. Siang hari pun tidak menjadi lebih indah apabila tidak ada matahari yang menerangi.

Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dunia dan di dalam Dia tidak ada kegelapan (1 Yoh. 1:5).

Marilah kita lihat apakah anak-anak Allah berjalan dalam terang atau gelap sesudah air bah besar itu. Air bah telah membinasakan  semua orang yang penuh dengan dosa sehingga Allah mulai bekerja dengan Nuh dan memberikan kepadanya peraturan-peraturan lalu lintas yang baru (Kej. 9:1-19)
a.       Nuh disuruh berkembang biak dan memenuhi bumi (Kej. 9:1,7)
b.      Ia diberikan daging untuk dimakan seperti juga sayur-sayuran dan tumbuh-tumbuhan (Kej. 9:3).
c.       Pembunuhan harus dihukum.
d.      Kemudian Allah membuat satu perjanjian dengan Nuh bahwa Ia tidak akan lagi membinasakan bumi dengan air bah dan memberikan pelangi sebagai tanda.

Nuh dan anak-anaknya, Sem, Ham dan Yafet kemudian diberikan lampu hijau untuk berjalan terus pada Jalan Raya Kehidupan. Mereka berkembang biak dengan sangat cepat. Semua orang berbahasa dan berlogat satu (Kej. 11:1).

Sesudah kira-kira 100 tahun manusia semakin banyak di bumi dan ketika ada banyak orang maka ada banyak kejahatan. Demikianlah yang berlaku pada zaman Nuh. Mereka tidak mentaati peraturan-peraturan yang telah Allah berikan kepada mereka.

Selagi mereka membuat perjalanan ke timur, mereka menemukan dataran di tanah Sinear. Mereka berkata, “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik serta membangun  sebuah kota dan sebuah menara (Kej. 11:4). Menara ini menjadi tempat penyembahan berhala. Mereka menyembah ciptaan sebagai ganti Pencipta (Roma 1:19-23).

Allah turun melihat menara dan kota itu (Kej. 11:5-7). Ia sangat tidak berkenan. Ia mencerai-beraikan orang-orang itu, mengacaukan bahasa mereka  dan menamakan tempat itu Babel yang artinya kekacauan.

Apa yang akan Allah buat sekarang? Manusia telah mendurhaka dan telah gagal sehingga Allah membiarkan bangsa-bangsa kafir kepada dosa dan kejahatan (Roma 1:24-28). Orang-orang kafir mengikuti jalan yang disebut Jalan kekafiran. Semua bangsa telah memilih jalan yang benar menurut pilihan mereka sendiri tetapi ternyata jalan itu adalah jalan yang menuju kepada kematian.

Mengapakah ini adalah jalan raya kematian? Marilah kita lihat bagaimana bangsa itu telah mendurhaka dan tidak mematuhi jalan iman daripada Allah. Ketika mereka berkata, ‘marilah kita membuat batu bata dan membangun menara mereka mengusahakan pekerjaan bagi kemuliaan mereka sendiri dan bukan untuk kemuliaan Tuhan. Banyak orang sekarang sedang membangun menara dari batu-batu yaitu “amal baik” dan bergantung  padanya untuk  membawa mereka ke surga. Pada hal Allah hanya berkenan kepada orang yang beriman.

Ketika mereka berkata, ‘marilah kita mencari nama’ menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati nama Allah. Ketika manusia menyembah diri sendiri maka itu membawa kekacauan dan perpecahan.

Ketika mereka berkata, ‘biarlah kita tidak berpencar’, mereka menentang perintah Allah bahwa manusia harus memenuhi bumi. Ketidakpatuhan membawa kebingungan dan hukuman bagi manusia.

Pada pelajaran berikut kita akan mengikuti jalan yang berbeda dari Jalan  Kekafiran  dari Simpang Kekacauan dan melihat bagaimana Allah memanggil seseorang untuk mengadakan permulaan yang baru pada Jalan Perjanjian.

Jika kita adalah anak Tuhan dan telah jatuh dalam dosa maka kita harus mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya. Dia akan mengampuni dan memulihkan kembali persekutuan dengan-Nya.

Ayat Hafalan:
1 Yohanes 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain dan darah Yesus Anak-Nya itu menyucikan kita dari segala dosa.








No comments:

Post a Comment