Pelajaran 8
SUATU PERISTIWA ADU
GULAT DI JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 25-35)
Adakah diantara kita yang senang bergulat? Setiap orang yang sedang bergulat pasti memenangkan
pergulatan itu. Ada dua macam pergulatan yang sedang berlangsung di dunia ini.
Pergulatan secara fisik yaitu pergulatan yang dapat dilihat dengan mata
dan pergulatan secara rohani yaitu
pergulatan yang tidak dapat kita lihat dengan mata.
Hari ini sementara kita
melakukan perjalanan, kita akan mengikuti suatu pergulatan yang aneh.
Setelah Abraham mati
(Kej. 25:28), Tuhan menampakkan diri kepada Ishak untuk mengadakan pengesahan
terhadap segala janji yang pernah Tuhan adakan dengan Abraham ayahnya. Tuhan
berkata bahwa keturunannya
akan berlipat ganda menjadi banyak seperti bintang-bintang di langit. Itu
berarti bahwa ia akan diberikan keturunan. Ishak percaya dan menunggu.
Dua anak kembar lahir
dari Ishak dan Ribka (Kej. 25:23-26). Esau menjadi pemburu binatang dan Yakub
lebih senang menunggu di rumah menjaga tenda. Dari dua anak ini Allah memilih Yakub
untuk melanjutkan janji membentuk suatu bangsa yang besar dan dari bangsa itu akan hadir seorang
Penyelamat. Tetapi Yakub si pembangkang dan penipu
tidak berserah kepada Allah.
Sifat dan tindakannya membawa dia kepada maksud dan cara yang salah ketika dia mencoba untuk
mencapainya dengan melakukan maksudnya di luar kehendak Allah yaitu melalui
suatu penipuan.
Sekarang marilah kita
lihat bagaimana manusia lama Yakub yang penuh dengan dosa bergulat melawan
Allah.
Ia menarik keuntungan
dengan kelelahan saudaranya Esau untuk menukar hak kesulungannya dengan
semangkok kacang merah (Kej. 25:29-34). Ini melibatkan soal janji bangsa dan
seorang penyelamat. Ia juga menarik keuntungan dari
kebutaan ayahnya untuk mencuri berkat yang sebenarnya adalah hak kakaknya (Kej.
27:27-30). Dan karena Esau berusaha untuk membunuhnya maka ia melarikan diri ke
negeri asing.
Tetapi walapun Yakub telah bersalah,
Tuhan masih menampakkan diri kepadanya dan berjalan bersama dia serta membawa
dia kembali ke negerinya (Kej. 28:14-15). Allah yang penuh dengan rahmat dan
anugerah ingin agar Yakub bersandar kepada-Nya, dan bertindak sesuai dengan
maksud-maksud-Nya.
Empat puluh tahun
lamanya Yakub tinggal di Haran di rumah pamannya Laban. Dan dalam waktu itu terus ada perlawanan antara Yakub dan
pamannya. Pada akhirnya Tuhan berbicara kepada Yakub untuk segera kembali ke
negerinya yaitu Tanah Perjanjian (Kej. 31:3). Yakub kemudian mengambil isteri
dan kesebelas anak, para
pelayannya dan segala kambing dombanya lalu meninggalkan tempat itu pada malam hari.
Dalam pelarian ini mereka dengan terpaksa
mereka harus melintasi tanah Edom tempat dimana Esau memerintah. Di
saat seperti ini Yakub menjadi lebih takut
kepada Esau daripada berserah kepada Allah. Maka untuk membuat hati Esau tidak marah, Yakub membuat rencana untuk
menyogok kakaknya. Ia membagi rombongan itu menjadi beberapa kelompok untuk
menyeberangi sungai pada malam hari
sementara ia tinggal sendirian. Ia berdoa tetapi tidak berserah
(Kej.32:9-33).
Tiba-tiba muncullah di
hadapannya seorang pria dan mulai bergulat dengan dia. Mereka bergulat
sepanjang malam sampai fajar menyingsing dan Yakub benar-benar telah bertarung
untuk kehidupannya. Ketika orang itu melihat bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub maka ia memukul
pangkal paha Yakub hingga terpelocok, sambil berkata, “Biarkan aku pergi karena
fajar telah menyingsing”. Yakub melihat bahwa Allah tidak berkehendak
membunuhnya tapi mengharapkan dia berserah dan bersandar pada-Nya supaya Yakub
boleh Dia berkati.
“Aku tidak akan
membiarkan Engaku pergi jika Engkau tidak memberkati aku. ” Yakub meminta. ”Namamu tidak lagi akan disebut Yakub
tetapi Israel (Putera Mahkota) sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan
engkau menang,” kata makhluk sorgawi itu.
Sekarang kita hidup dalam zaman yang ditandai dengan “Lapangan Anugerah”,
kita tidak lagi melihat malaikat tetapi di dalam kita telah tinggal Seorang Tuan
Rumah yang tidak
mempunyai dosa, yang terus menerus berperang dengan tabiat lama di dalam kita.
Ketika kita menerima
Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, Roh Kudus masuk dalam hati kita, tetapi
kita masih memiliki tabiat lama, keinginan daging yang selalu berperang melawan
Roh itu (Gal. 5:16-18). Kita harus berserah pada Roh Kudus apabila kita ingin
menang dalam kehidupan ini.
Ketika kita diselamatkan dan bergabung
pada jalur keselamatan,
kita telah ikut terlibat bersama mengambil bagian dalam suatu perang udara yang
dahsyat yang berlangsung sepanjang masa. Efesus
6:12 menyatakan kepada
kita bahwa dalam peperangan ini kita bertempur melawan penghulu dunia dan
roh-roh jahat di udara yang
tidak mau jika orang kristen itu harus hidup benar secara rohani. Oleh sebab
itu kita harus mengenakan seluruh
senjata Allah agar kita dapat
bertahan atas segala serangan musuh (Efs. 6:10-17).
Ketika Yakub berserah
kepada Allah, ia menjadi putra mahkota dan bukan pembangkang lagi. Seperti Yakub, setiap orang yang belum diselamatkan adalah
pembangkang-pembangkang Allah tetapi ketika mereka menerima Kristus sebagai
Juruselamat, mereka menjadi anak-anak raja.
Ayat hafalan:
Efesus 6:12
Karena perjuangan kita
bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan
roh-roh jahat di udara.
No comments:
Post a Comment