Monday, June 9, 2014

Jalan Raya Kehidupan 8

Pelajaran 8
SUATU PERISTIWA ADU GULAT DI JALAN PERJANJIAN
(Kejadian 25-35)

Adakah diantara kita yang senang bergulat? Setiap orang yang sedang bergulat pasti memenangkan pergulatan itu. Ada dua macam pergulatan yang sedang berlangsung di dunia ini. Pergulatan secara fisik yaitu pergulatan yang dapat dilihat dengan mata dan  pergulatan secara rohani yaitu pergulatan yang tidak dapat kita lihat dengan mata.

Hari ini sementara kita melakukan perjalanan, kita akan mengikuti suatu pergulatan yang aneh.

Setelah Abraham mati (Kej. 25:28), Tuhan menampakkan diri kepada Ishak untuk mengadakan pengesahan terhadap segala janji yang pernah Tuhan adakan dengan Abraham ayahnya. Tuhan berkata bahwa keturunannya akan berlipat ganda menjadi banyak seperti bintang-bintang di langit. Itu berarti bahwa ia akan diberikan keturunan. Ishak percaya dan menunggu.

Dua anak kembar lahir dari Ishak dan Ribka (Kej. 25:23-26). Esau menjadi pemburu binatang dan Yakub lebih senang menunggu di rumah menjaga tenda. Dari dua anak ini Allah memilih Yakub untuk melanjutkan janji membentuk suatu bangsa yang besar dan dari bangsa itu akan hadir seorang Penyelamat.  Tetapi Yakub si pembangkang dan penipu tidak berserah kepada Allah. Sifat dan tindakannya membawa dia kepada maksud dan cara yang salah ketika dia mencoba untuk mencapainya dengan melakukan maksudnya di luar kehendak Allah yaitu melalui suatu penipuan.

Sekarang marilah kita lihat bagaimana manusia lama Yakub yang penuh dengan dosa bergulat melawan Allah.

Ia menarik keuntungan dengan kelelahan saudaranya Esau untuk menukar hak kesulungannya dengan semangkok kacang merah (Kej. 25:29-34). Ini melibatkan soal janji bangsa dan seorang penyelamat.  Ia juga menarik keuntungan dari kebutaan ayahnya untuk mencuri berkat yang sebenarnya adalah hak kakaknya (Kej. 27:27-30). Dan karena Esau berusaha untuk membunuhnya maka ia melarikan diri ke negeri asing.

Tetapi walapun Yakub telah bersalah, Tuhan masih menampakkan diri kepadanya dan berjalan bersama dia serta membawa dia kembali ke negerinya (Kej. 28:14-15). Allah yang penuh dengan rahmat dan anugerah ingin agar Yakub bersandar kepada-Nya, dan bertindak sesuai dengan maksud-maksud-Nya.

Empat puluh tahun lamanya Yakub tinggal di Haran di rumah pamannya Laban. Dan dalam waktu itu terus ada perlawanan antara Yakub dan pamannya. Pada akhirnya Tuhan berbicara kepada Yakub untuk segera kembali ke negerinya yaitu Tanah Perjanjian (Kej. 31:3). Yakub kemudian mengambil isteri dan kesebelas anak, para pelayannya dan segala kambing dombanya lalu meninggalkan tempat itu pada malam hari.

Dalam pelarian ini mereka dengan terpaksa mereka harus melintasi tanah Edom tempat dimana Esau memerintah. Di saat seperti ini Yakub menjadi lebih takut kepada Esau daripada berserah kepada Allah. Maka untuk membuat hati Esau tidak marah, Yakub membuat rencana untuk menyogok kakaknya. Ia membagi rombongan itu menjadi beberapa kelompok untuk menyeberangi sungai pada malam hari sementara ia tinggal sendirian.  Ia berdoa tetapi tidak berserah (Kej.32:9-33).

Tiba-tiba muncullah di hadapannya seorang pria dan mulai bergulat dengan dia. Mereka bergulat sepanjang malam sampai fajar menyingsing dan Yakub benar-benar telah bertarung untuk kehidupannya. Ketika orang itu melihat bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub maka ia memukul pangkal paha Yakub hingga terpelocok, sambil berkata, “Biarkan aku pergi karena fajar telah menyingsing”.  Yakub melihat bahwa Allah tidak berkehendak membunuhnya tapi mengharapkan dia berserah dan bersandar pada-Nya supaya Yakub boleh Dia berkati.

“Aku tidak akan membiarkan Engaku pergi jika Engkau tidak memberkati aku. ” Yakub meminta.  ”Namamu tidak lagi akan disebut Yakub tetapi Israel (Putera Mahkota) sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan engkau menang,”  kata makhluk  sorgawi itu.

Sekarang  kita hidup dalam zaman yang ditandai dengan “Lapangan Anugerah”, kita tidak lagi melihat malaikat tetapi di dalam kita telah tinggal Seorang Tuan Rumah yang tidak mempunyai dosa, yang terus menerus berperang dengan tabiat lama di dalam kita.

Ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, Roh Kudus masuk dalam hati kita, tetapi kita masih memiliki tabiat lama, keinginan daging yang selalu berperang melawan Roh itu (Gal. 5:16-18). Kita harus berserah pada Roh Kudus apabila kita ingin menang dalam kehidupan ini.

Ketika kita diselamatkan dan bergabung pada jalur keselamatan, kita telah ikut terlibat bersama mengambil bagian dalam suatu perang udara yang dahsyat yang berlangsung sepanjang masa. Efesus 6:12 menyatakan kepada kita bahwa dalam peperangan ini kita bertempur melawan penghulu dunia dan roh-roh jahat di udara yang tidak mau jika orang kristen itu harus hidup benar secara rohani. Oleh sebab itu kita harus mengenakan seluruh  senjata Allah agar kita dapat bertahan atas segala serangan musuh (Efs. 6:10-17).

Ketika Yakub berserah kepada Allah, ia menjadi putra mahkota dan bukan pembangkang lagi. Seperti Yakub, setiap orang yang belum diselamatkan adalah pembangkang-pembangkang Allah tetapi ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat, mereka menjadi anak-anak raja.

Ayat hafalan: 
Efesus 6:12

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.  

No comments:

Post a Comment