ANAK-ANAK PERTAMA PADA JALAN RAYA KEHIDUPAN
(Kej. 4:1-15)
Hadiah apa yang sangat indah yang Allah berikan kepada pasangan suami istri? Kita pasti tahu jawabannya adalah seorang bayi. Tidak seorang pun kecuali Allah
yang dapat membuat hadiah ini dan hanya Dialah yang dapat memberikannya.
Sementara kita berjalan pada Jalan Raya Kehidupan, kita akan melihat banyak
bayi, akan tetapi sekarang kita akan berpikir tentang bayi yang pertama kali lahir dalam dunia ini.
Ketahuilah
bahwa Adam dan Hawa tidak pernah menjadi bayi, mereka diciptakan Allah sebagai
laki-laki dan perempuan dewasa.
Karena melawan Allah maka Adam dan Hawa diusir dari taman Eden, taman dimana
Allah telah menempatkan mereka. Sekarang mereka harus memulai suatu hidup yang baru (Kej.
3:23,24). Suatu ketika keluarga ini mendapat hadiah dari Allah yang sangat mengagumkan – seorang bayi. Dalam bahagianya Hawa
berkata, “Aku telah mendapatkan seorang laki-laki dengan pertolongan Tuhan”
(Kej. 4:11). Mungkin Hawa berpikir anak ini adalah
keturunan yang dijanjikan Allah dalam
Kej. 3:15, yang akan mengalahkan setan. Hawa menamakan anak itu Kain.
Kemudian lahirlah seorang
anak laki-laki yang lain, Hawa menamakan bayi yang baru lahir itu Habel. Jadi
sekarang kita sudah menemukan dua orang anak pada Jalan Raya Kehidupan.
Ingatkah ayat kita dari
perjalanan pertama, “Ada jalan yang disangka orang lurus...?” Jalan manakah yang akan dipilih oleh kedua
anak-laki-laki tersebut?
Adam dan Hawa sudah
menunjukkan kepada mereka jalan korban darah dengan iman sebagai bukti. Tidak ada peraturan-peraturan yang diberikan
kepada kedua anak itu sebagaimana telah diberikan kepada Adam dan Hawa.
Satu-satunya kewajiban hanyalah bahwa
mereka harus menyembah Allah dengan cara yang telah Allah tentukan.
Habel menjadi seorang
gembala (penjaga domba) sedangkan Kain menjadi seorang petani (penggarap
tanah).
Ketika kedua anak tersebut telah cukup dewasa mereka
harus menentukan jalan pilihan mereka
sendiri kemana mereka pergi. Orang tua tidak dapat memilih jalan bagi anak-anaknya walaupun mereka sungguh-sungguh menghendakinya.
Kain berkata, “Lihatlah
buah-buahan segar dari tanah ini. Saya sudah bekerja keras untuk menggarap
tanah ini. Pasti Allah akan berkenan
dengan persembahan saya”
Apakah Allah berkenan
dengan perbuatan tangan Adam dan Hawa ketika mereka membat
pakian dari daun-daunan? Tidak. Persembahan demikian
kita namakan “amal baik”
Di lain pihak Habel
mengambil seekor domba, menyembelihnya dan meletakkannya di atas mezbah sebagai
korban darah bagi Allah. Ia telah membawa suatu korban darah.
Sudah berdosakah Kain dan
Habel? Ya, mereka lahir sebagai orang berdosa dan mereka adalah orang berdosa.
Perhatikanlah apa yang
telah terjadi. Allah menerima persembahan Habel, tetapi tidak menerima
persembahan Kain. Kain sangat marah dan kemudian membunuh adiknya Habel. Adakah
Allah berkenan dengan tindakan Kain ini? Tidak, Allah tidak berkenan dan
membuangnya jauh dari tempat kediamannya untuk mengembara di tanah yang lain
karena kejahatan yang telah ia perbuat (Kej. 4:6-12).
Kedua anak ini dibesarkan dalam keluarga yang sama dan
diajarkan kebenaran yang sama. Perbedaaannya adalah, Habel percaya atau beriman
pada apa yang diajarkan padanya sedangkan Kain tidak beriman pada apa yang
diajarkan. Melalui tingkah laku mereka, mereka menunjukkan apa yang berada dalam
hati mereka.
Kita lihat, betapa
ngerinya ketidakpercayaan itu. Ketidak percayaan memimpin kepada kemarahan, tipu daya, dusta
dan berakhir dengan hukuman yang mengerikan: keterpisahan (Kej. 4:8-12).
Percaya atau iman membawa
damai dan kebenaran kepada Habel dan Allah bahwa walaupun Habel telah mati, dia
masih berbicara (Ibr. 11:4). Allah
berkata bahwa tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Apakah kita
hidup pada zaman anugerah atau pada zaman yang lain, iman diperlukan agar kita
diperkenankan Allah.
Allah memandang korban
Habel dan melalui pencurahan darah, ia melihat Tuhan Yesus Kristus sebagai
domba yang disediakan sebelum dunia dijadikan (1 Pet. 1: 19-20). Sekarang kita
tidak menunjukkan iman kita dengan membawa seekor domba ke mezbah melainkan dengan datang
pada salib Tuhan Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat
kita.
Sekali lagi kita telah
melihat kebenaran dari ayat: ”Ada jalan yang disangka orang
lurus..” Sebagian memilih
jalan yang benar sedangkan yang lain memilih jalan yang
salah sepanjang Jalan Raya Kehidupan. Alkitab
berkata kepada kita bahwa sekarang ini banyak orang berada pada jalan Kain (Yudas 11). Mereka
adalah orang-orang yang sedang meninggalkan Allah. Mereka adalah orang-orang
yang bergantung pada amal baik untuk keselamatan mereka.
Sekarang jika kita ingin menunjukkan
iman kita,
datanglah pada Tuhan Yesus dan katakanlah kepada-Nya bahwa kita percaya bahwa Yesus
sudah mati untuk dosa-dosa kita dan Ia akan memberikan kepada kita kebenaran-Nya yang
ajaib.
Ayat hafalan:
Ibrani 11:6
Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah, sebab barang siapa berpaling kepada Allah
ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia.
No comments:
Post a Comment