Wednesday, June 4, 2014

Jalan Raya Kehidupan 2



ANAK-ANAK PERTAMA PADA JALAN RAYA KEHIDUPAN
(Kej. 4:1-15)

Hadiah apa yang sangat indah yang Allah berikan kepada pasangan suami istri? Kita pasti tahu jawabannya adalah seorang bayi. Tidak seorang pun kecuali Allah yang dapat membuat hadiah ini dan hanya Dialah yang dapat memberikannya.

Sementara kita berjalan pada Jalan Raya Kehidupan, kita akan melihat banyak bayi, akan tetapi sekarang kita akan berpikir tentang  bayi yang pertama kali lahir dalam dunia ini. Ketahuilah bahwa Adam dan Hawa tidak pernah menjadi bayi, mereka diciptakan Allah sebagai laki-laki dan perempuan dewasa.

Karena melawan Allah maka Adam dan Hawa diusir dari taman Eden, taman dimana Allah telah menempatkan mereka. Sekarang mereka harus memulai suatu hidup yang baru (Kej. 3:23,24). Suatu ketika keluarga ini mendapat  hadiah dari Allah yang sangat mengagumkan – seorang bayi. Dalam bahagianya Hawa berkata, “Aku telah mendapatkan seorang laki-laki dengan pertolongan Tuhan” (Kej. 4:11). Mungkin Hawa berpikir anak ini adalah keturunan yang dijanjikan Allah dalam Kej. 3:15, yang akan mengalahkan setan. Hawa menamakan anak itu Kain.
Kemudian lahirlah seorang anak laki-laki yang lain, Hawa menamakan bayi yang baru lahir itu Habel. Jadi sekarang kita sudah menemukan dua orang anak pada Jalan Raya Kehidupan.

Ingatkah ayat kita dari perjalanan pertama, “Ada jalan yang disangka orang lurus...?” Jalan manakah yang akan dipilih oleh kedua anak-laki-laki tersebut?
Adam dan Hawa sudah menunjukkan kepada mereka jalan korban darah dengan iman sebagai bukti.  Tidak ada peraturan-peraturan yang diberikan kepada kedua anak itu sebagaimana telah diberikan kepada Adam dan Hawa. Satu-satunya  kewajiban hanyalah bahwa mereka harus menyembah Allah dengan cara yang telah Allah tentukan.

Habel menjadi seorang gembala (penjaga domba) sedangkan Kain menjadi seorang petani (penggarap tanah).
 
Ketika kedua anak tersebut telah cukup dewasa mereka harus menentukan jalan pilihan mereka sendiri kemana mereka pergi. Orang tua tidak dapat memilih jalan bagi anak-anaknya walaupun mereka sungguh-sungguh menghendakinya.

Kain berkata, “Lihatlah buah-buahan segar dari tanah ini. Saya sudah bekerja keras untuk menggarap tanah ini. Pasti Allah akan berkenan dengan persembahan saya”
Apakah Allah berkenan dengan perbuatan tangan Adam dan Hawa ketika mereka membat pakian dari daun-daunan? Tidak. Persembahan demikian kita namakan “amal baik

Di lain pihak Habel mengambil seekor domba, menyembelihnya dan meletakkannya di atas mezbah sebagai korban darah bagi Allah. Ia telah membawa suatu korban darah.

Sudah berdosakah Kain dan Habel? Ya, mereka lahir sebagai orang berdosa dan mereka adalah orang berdosa.

Perhatikanlah apa yang telah terjadi. Allah menerima persembahan Habel, tetapi tidak menerima persembahan Kain. Kain sangat marah dan kemudian membunuh adiknya Habel. Adakah Allah berkenan dengan tindakan Kain ini? Tidak, Allah tidak berkenan dan membuangnya jauh dari tempat kediamannya untuk mengembara di tanah yang lain karena kejahatan yang telah ia perbuat (Kej. 4:6-12).

Kedua anak ini  dibesarkan dalam keluarga yang sama dan diajarkan kebenaran yang sama. Perbedaaannya adalah, Habel percaya atau beriman pada apa yang diajarkan padanya sedangkan Kain tidak beriman pada apa yang diajarkan. Melalui tingkah laku mereka, mereka menunjukkan apa yang berada dalam hati mereka.

Kita lihat, betapa ngerinya ketidakpercayaan itu. Ketidak percayaan memimpin kepada kemarahan, tipu daya, dusta dan berakhir dengan hukuman yang mengerikan: keterpisahan (Kej. 4:8-12).

Percaya atau iman membawa damai dan kebenaran kepada Habel dan Allah bahwa walaupun Habel telah mati, dia masih berbicara (Ibr. 11:4). Allah berkata bahwa tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Apakah kita hidup pada zaman anugerah atau pada zaman yang lain, iman diperlukan agar kita diperkenankan Allah.

Allah memandang korban Habel dan melalui pencurahan darah, ia melihat Tuhan Yesus Kristus sebagai domba yang disediakan sebelum dunia dijadikan (1 Pet. 1: 19-20). Sekarang kita tidak menunjukkan iman kita dengan membawa seekor domba ke mezbah melainkan dengan datang pada salib Tuhan Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.

Sekali lagi kita telah melihat kebenaran dari ayat: ”Ada jalan yang disangka orang
lurus..” Sebagian memilih jalan yang benar sedangkan yang  lain memilih jalan yang salah sepanjang Jalan Raya Kehidupan.  Alkitab berkata kepada kita bahwa sekarang ini banyak orang  berada pada jalan Kain (Yudas 11). Mereka adalah orang-orang yang sedang meninggalkan Allah. Mereka adalah orang-orang yang bergantung pada amal baik untuk keselamatan mereka.

Sekarang jika kita ingin menunjukkan iman kita, datanglah pada Tuhan Yesus dan katakanlah kepada-Nya bahwa kita percaya bahwa Yesus sudah mati untuk dosa-dosa kita dan Ia akan memberikan kepada kita kebenaran-Nya yang ajaib.

Ayat hafalan: 
 Ibrani 11:6
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, sebab barang siapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

No comments:

Post a Comment