Friday, August 29, 2014

Pengorbanan Yang Membahagiakan

Menyerahkan hidup kepada Tuhan Yesus adalah pengorbanan yang membahagiakan. Itu bukan hanya kata-kata biasa dari sesorang untuk seseorang, tetapi adalah pengalaman hidup saya yang sebenarnnya. Sebelumnya saya selalu berpikir bahwa pengorbanan pasti menyakitkan seperti yg sering saya perhatikan dalam kehidupan keagamaan saya sebelum mengenal Tuhan Yesus. Saya melihat binatang yang dikorbankan dan mendengar jeritan ketakutan dalam kesakitannya saat menjalani situs pengorbanan.
Rasa kasihan, saya abaikan dengan membentuk pengertian bahwa sudah seharusnya binatang tersebut dikorbankan. Tetapi kadang kala timbul dalam pikiran saya kebanggaan akan pengorbanan binatang tersebut. Dia bukan mengorbankan dirinya tapi dia dikorbankan dengan paksa dan dia diam menyerah.
            Setelah saya menikah, pengertian tentang pengorbanan begitu mempengaruhi hidup saya. Saya memahami artinya pengorbanan ketika saya harus mengorbankan agama saya dan hubungan dengan orang tua serta saudara-saudara saya demi menerima pengorbanan Tuhan Yesus. Saya memang berkorban tetapi tidak sebanding dengan pengorbanan Tuhan Yesus yang besar bagi saya.
            Dalam pernikahan, saya bangga memiliki satu Tuhan, satu gereja, satu suami, dan satu anak yg sangat saya kasihi. Saya ingin anak saya menikmati kehidupannya dengan bahagia. Saya ingin dia bersekolah dengan baik dan memiliki teman-teman yang baik. Saya memang tidak memiliki sesuatu yg berlebihan apalagi berkelimpahan. Saya bekerja dan melakukan apa saja untuk keluarga saya terutama anak saya. Saya rela melakukannya termasuk menyerahkan nyawa saya seandainya itu harus. Saya tidak merasa bahwa itu adalah pengorbanan.
Tetapi kalaupun itu adalah pengorbanan maka saya tidak akan menuntut dia melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan.Tujuan saya hanyalah agar anak saya bahagia dan mengetahui bahwa Tuhan Yesus yang kami sembah adalah Tuhan yang tidak dapat digantikan oleh apapun.
            Saya tahu bahwa suami dan sayalah yang harus membahagiakan anak saya seperti yang telah saya alami dengan Tuhan Yesus. Saya bahagia menyerahkan hidup saya kepada-Nya, bukan untuk kebahagiaan Tuhan (karena saya tidak dapat membahagiakan-Nya) tetapi demi kebahagiaan saya sendiri. Tuhan Yesus pasti menghendaki saya bahagia bukan hanya seumur hidup tapi selamanya. Itulah sebabnya  Dia dengan rela mengorbankan nyawa-Nya untuk saya karena kehendak kasih-Nya sendiri.
Jika saya bahagia mengorbankan hidup saya untuk anak saya, itu bukan karena saya bisa, tetapi karena saya belajar dari pengorbanan Tuhan Yesus yang sungguh indah dan luar biasa, sehingga saya tahu pengorbanan saya tidak akan sia-sia.

Dia Harus Percaya


         Sejak kecil dia selalu berangan-angan memiliki sesuatu yang indah dan tidak pernah akan pudar.  Semua yang indah selalu melintas di hati dan kerinduannya. Dia ingin menggenggam semua impiannya dengan kuat agar apa yang dimilikinya tidak akan hilang atau pergi daripadanya. Tidak heran jika sejak remaja dia tidak menyia-nyiakan apa yang harus dilakukannya.
             Sementara teman sebayanya melanjutkan pendidikan, dia sendiri sibuk mengejar angannya. Bahagia harus digapainya hari ini agar besok bahagia masih tetap digenggamnya, itu telah menjadi semacam moto dalam hidupnya. Dan sepertinya dia telah menemukan apa yang harus ditemukannya.
            Angannya kini berada dalam pelukannya dan makin lengkap ketika dia berjumpa seorang pemuda yang dalam ukuran hatinya, berhasil menggetarkan lubuk rasanya yang paling dalam. Dia sadar, dia telah jatuh cinta, bukan hanya kepada pemuda ini, tetapi juga kepada Tuhannya pemuda ini. Tuhan yang dulu diabaikan bahkan dicemooh di kalangan teman dan keluarganya sendiri yang menganggap bahwa Tuhannya yang disembahnyalah yang benar dan satu-satunya, bukan yang lain.
            Dia bangga menjadi pendamping orang yang dicintainya. Mendampinginya dalam perjalanan hidup yang diharapkannya mengalir tiada henti. Tetapi ternyata hidup tidak mengalir teduh, melainkan menghantam banyak bebatuan di lereng-lereng terjal. Mengikis tepian ngarai dan melukai bumi orang-orang tercinta di sekelilingnya.
            Apalagi saat orang yang dicintainya pergi untuk selamanya, pada hal dia memiliki dua orang anak. Rasanya dunia tidak lagi indah dan cocok bagi dirinya. Setiap hari berganti dia ingin matanya tidak lagi terbuka melihat penderitaannya. Dia ingin ketika hari berganti dia sudah jauh melayang ke tempat yang dia sendiri tidak dapat membayangkannya. Tetapi ketika tatapannya memeluk buah hatinya yang teduh mengharapkan kasih sayangnya, dia kembali kuat.
            Dia ingat kata-kata yang sering diucapkan ayah anak-anaknya, “Tuhan Yesus sanggup menyediakan sorga yang mulia bagi orang percaya. Apakah mungkin Dia tidak sanggup menolong kita di tempat yang hina ini? Apakah mungkin Dia meninggalkan kita di sini jika Dia telah berjanji akan menyertai kita sampai di sorga?”
            Yah, dia harus percaya, meskipun yang mengucapkannya gagal sekalipun.

Tuesday, August 26, 2014

Jalan Raya Kehidupan 20

Pelajaran 20
PETRUS  MEMIMPIN  LALU LINTAS  PADA  KINGDOM  BOULEVARD
(Kisah Para Rasul 1-7)

Sungguh sutu hari yang berbahagia bagi murid-murid ketika mereka mendengar Yesus hidup. Dia memperlihatkan diri-Nya hidup kepada lebih dari 500 orang, di luar dari rasul-rasul-Nya dan berkata kepada mereka tentang kerajaan Allah.
Tatkala murid-murid itu berkumpul dan Dia menampakkan diri, mereka bertanya kepada-Nya, “Tuhan apakah kali ini Engkau akan memulihkan kerajaan bagi Israel?” Dia menjawab,”Kamu tidak perlu tahu waktu dan ketika yang Bapa lakukan dalam kuasa-Nya tetapi kamu akan mendapatkan kuasa, sesudah itu Roh Kudus akan datang kepada kamu dan kamu akan bersaksi bagi Ku baik di Yerusalem, maupun di Samaria dan kepada seluruh pelosok dunia” (Kisah 1:6-8)

Allah memberikan kesempatan kepada orang Israel untuk menerima Tuhan dan hidup melayani kerajaan. Sebenarnya mereka sedang dibimbing ke Jalan Raya Kerajaan. Inilah satu-satunya jalan supaya berkat yang dijanjikan Allah dapat diberikan ke seluruh dunia. Tetapi mereka telah menolak Raja mereka.

Mengapa Allah begitu suka memaafkan dan memberikan kesempatan kepada bangsa Israel untuk bertobat setelah mereka menyalibkan Putra-Nya?
Inilah penyebabnya:
Kristus berdoa di atas kayu salib, ”Bapa ampuni mereka...” (Luk.23:34).
Allah telah berjanji kepada Hawa, Abraham, Ishak, Yakub, Daud dan yang lain, bahwa melalui benih mereka  Kristus akan dilahirkan dan melalui bangsa israel seluruh bumi akan diberkati.
Allah ingin memberikan ujian terakhir untuk membuktikan hati mereka. Mereka telah berpaling dari Allah pada waktu yang lalu ketika mereka memilih seorang raja dan berhala-berhala dan mereka telah menyalibkan Putra-Nya.  Sekarang Allah akan melihat apa yang akan mereka lakukan bila Roh Kudus turun ke atas mereka.

Pada hari Pentakosta, 50 hari setelah penyaliban ada 120 orang berkumpul dan berdoa di sebuah ruang atas sebuah rumah. Kristus yang hidup telah berjanji, ”Tunggulah di Yerusalem..” (Luk. 24:49). Tiba-tiba suatu suara dari sorga muncul (Kisah 2:1-14).

Petrus berbicara betapa gemetarnya dia, “Inilah yang sudah dijanjikan Tuhan.”  (Luk. 2:38-41). Ingat, Kristus telah berjanji, Petrus adalah seorang yang memegang kunci kerajaan. Pada hari itu ada kira-kira 3000 orang yang datang kepada Tuhn atas undangan Petrus. Israel telah memperoleh sebuah kesempatan lain dan dibaptis untuk penyucian dari dosa-dosa (Kisah. 2:38).

Murid-murid dan semua orang yang percaya menerima kuasa yang dijanjikan. Mereka mulai melakukan mujizat-mujizat yang besar dengan nama Yesus yang hidup (Kisah. 3:1-11). Pasti sekaranglah saatnya bagi raja untuk kembali (Kisah. 3:19-20). Tapi tunggu dulu, mari kita lihat bagaimana pemimpin-pemimpin Israel yang telah menyalibkan Kristus menerima kesaksian Roh Kudus melalui murid-murid itu.
Mereka masih belum menerima/menemukan Jalan Raya Kerajaan. Setelah murid-murid membuat mujizat pertama, orang-orang percaya atau murid-murid Tuhan Yesus mulai dianiaya. Imam-imam, pemimpin agama dan orang –orang saduki menekan para murid dan orang-orang percaya dan memasukan mereka ke dalam penjara (Kisah. 4:1-3; 8:18).

Kemudian orang Israel melempari Stefanus dengan batu (Kisah 7). Paulus membantu dengan meletakkan pakaian mereka di dekat kakinya.
Sekarang apa yang akan Allah perbuat sejak mereka menolak Tuhan yang hidup dan melawan Roh Kudus?

Yesus telah meramalkan penolakan terhadap diri-Nya (Mat. 21:42-46) dan telah berkata, sepatah kata yang telah menentang Dia akan diampuni, tetapi penghinaan terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni (Mat. 12:31-32). Kembali terlihat seperti orang Israel kembali ke Kadesy sekarang mereka sedang menghalangi orang-orang memasuki Jalan Raya Kerajaan.

Ketidak percayaan selalu membawa kepada kesedihan dan kesukaran. Murid-murid melihat Yesus yang hidup dari kematian dan karena mereka melihat-Nya maka maka mereka percaya. Mereka bersaksi dengan penuh kuasa.

Hari ini kita hidup pada jalan raya kehidupan yang ditandai oleh lapangan terbang anugerah tidak melihat Kristus, tetapi kita memiliki salinan Firman Tuhan yaitu Alkitab.

Petrus menjadi seorang pemimpin lalu lintas yang baik. Dia menyatakan kepada setiap orang bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan.
Allah ingin agar kita semua menjadi orang menuju ke deretan keselamatan. Sebagaimana Kristus berkata, “Tidak ada keselamatan pada jalan lain” (Kisah. 4:12)

Berapa banyak diantara saudara yang suka meminta kepada Allah untuk menolong saudara menjadi saksi-saksi yang lebih baik lagi bagi-Nya?

Ayat hafalan:
Kisah Para Rasul 4:12

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat  diselamatkan.

Jalan Raya Kehidupan 19

Pelajaran 19
BUKIT  KALVARI  MEMBAYANGI  KINGDOM  BOULEVARD
(Kitab-kitab Injil)

Sementara kita bepergian, perhatian kita sedang menuju lebih dekat ke puncak pertama yang dilihat oleh nabi-nabi. Puncak itu disebut bukit Kalvari.

Dalam pelajaran kita yang lalu, kita melihat Yohanes sedang menyiapkan jalan buat Raja dengan memanggil orang Israel untuk bertobat dan dibaptis. Lalu kita melihat suatu hal yang aneh ketika Penebus menyerahkan diri-Nya untuk dibaptis. Inilah caranya, Ia memperlihatkan diri-Nya menjadi satu dengan umat-Nya.

Pada hari ini kita akan melihat Kristus mengalami sebuah baptisan yang asing di atas Kalvari, bukan dengan air sebagaimana Ia telah dibaptis oleh Yohanes tetapi dalam kematian.

Tak lama sebelum Ia masuk ke Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, ”Menurut kamu siapakah Aku ini?” (Mat. 16:13-19)

Perhatikan poin-poin berikut:

Orang-orang Israel yang percaya dipanggil Yesus sebagai gereja-Nya (Mat. 16:18). Gereja artinya “Persekutuan orang-orang yang terpanggil”. Dalam kerajaan, Israel akan menjadi satu bangsa alim ulama yang memimpin orang-orang kafir kepada Kristus  sebagaimana mereka akan menjadi suatu “Gereja”.

Gereja kerajaan dibangun di atas dasar Kristus sendiri sebagai landasan utama  dan Petrus memegang kunci-kunci untuk membuka jalan dan mengundang orang lain untuk masuk.
Tidak lama kemudian setelah Kristus membuat perjanjian ini dengan Petrus, Dia mulai menyatakan bahwa Dia harus  yang pertama mati sebelum kerajaan itu didirikan (Mat. 16:21). Dalam Matius 20:20-23 Kristus berbicara tentang penderitaan-Nya yang segera tiba dan kematian sebagai suatu baptisan. Itu adalah baptisan kematian.

Waktu semakin dekat pada waktu Juruselamat – Raja – menderita atau mengalami baptisan kematian-Nya.
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tahukah kamu bahwa dua hari lagi adalah pesta perayaan paskah dan Anak Manusia akan dikhianati untuk disalibkan.” (Mat. 26:1-3)

Sementara mereka makan dalam pesta perayaan paskah itu, Yesus berkata,Salah seorang dari kamu akan mengkhianati Aku” (Mat. 26:21-29). Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian mereka keluar menuju bukit Zaitun.
Yesus berdoa, ”Kalau boleh biarlah cawan ini lalu...” (Mat. 26:36-45).
Sementara Dia berkata-kata dalam doa-Nya, orang-orang diantar Yudas Iskariot datang menangkapnya.
Dia dibawa ke hadapan Kayafas dan dituduh dengan hal yang tidak benar (Mat. 26:57-58). Dia dibawa ke hadapan Pilatus yang bertanya, “Apakah Engkau raja orang Yahudi?” Yesus menjawab,”Seperti yang engkau katakan.
Mereka mengenakan jubah ungu dan meletakkan mahkota duri di atas kepala-Nya dan sebuah tongkat di tangan-Nya. Mereka mencela Dia dan berkata kepada-Nya, ”Hormat, raja orang Yahudi.”  Mereka meludahi-Nya dan memukul kepala-Nya. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh nabi-nabi sebelumnya bahwa akan terjadi penderitaan di bukit Kalvari.

Mereka membawa Dia ke tempat tengkorak (golgota), memberikan Dia cuka dan empedu, lalu menyalibkan Dia (Mat. 27:27-35). Mereka memasang sebuah tanda pada kepala-Nya: Inilah Yesus Raja Orang Yahudi.

Ada dua orang pencuri yang disalib bersama Yesus, yang satu memilih jalan kehidupan dan yang satu memilih jalan kematian. Yang seorang berkata,”Ingatlah aku,” yang lain mengejek (Luk. 23:39).

Yesus berseru, “Sudah genap” dan naiklah Roh-Nya meninggalkan tubuh-Nya (Yoh. 19:30). Ketika senja tiba, Yusuf dari Arimatea datang dan meminta tubuh Yesus, membaringkan dalam makam dan kemudian sebuah batu besar digulingkan untuk menutupi pintunya (Mat. 27:57-61).
Raja sudah mati. Pemerintah-pemerintah Israel mengira mereka akan dijajah oleh Dia.

Satu malam berlalu, malam kedua berlalu dan pagi hari pada hari ketiga kubur telah terbuka. Juruselamat bangkit dari kematian (Mat. 28:1-6).
Apakah Yesus disediakan untuk mati? Tidak! Upah dosa ialah maut tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal. Yesus tidak pernah berdosa, Dia hidup selamanya.

Karena dosa-dosa kitalah maka;
Dia dipaku di kayu salib ( 1 Kor. 15:3-4). Dia menanggung dosa kita dan memakai dosa jubah merah darah (ungu) supaya kita memakai jubah kebenaran.
Dia memakai mahkota duri supaya kita dapat memakai mahkota kebenaran (2 Tim. 4:8). Dia mematikan kematian kita dan Ia bangkit. Kini Dia memberikan kita kehidupan kebangkitan-Nya (Roma 6:2).

Bilamana kita menerima Dia sebagai Juruselamat, Roh Kudus membaptis kita ke dalam Tubuh Kristus. Sehingga persamaan kita dengan Kristus ialah penguburan kita, kebangkitan-Nya untuk kebangkitan kita, penguburan-Nya adalah penguburan kita juga. Jadi sebagai ciptaan baru dalam Kristus kita akan berjalan dalam kebaharuan hidup.

Ayat hafalan:
Roma 6:4

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian-Nya, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Jalan Raya Kehidupan 18

Pelajaran 18
LIHAT RAJA DATANG
(Kitab-Kitab Injil)

Setelah Israel ditawan dan kemudian mereka kembali ke tanah mereka ada sekitar empat ratus tahun tenang karena Allah tidak lagi berfirman.  Sudah lupakah Allah akan janji-Nya? Apakah raja yang dijanjikan itu tak pernah akan datang?
Dalam masa diam itu tiba-tiba suatu suara memecah kesunyian! Allah kembali berbicara melalui Yohanes Pembaptis. Dengarlah berita itu, “Bertobatlah  kamu karena kerajaan sorga sudah dekat” (Mat. 3:2). Sediakan jalan untuk Tuhan, luruskan lorong- lorongnya. Jalan Raya Kerajaan harus disiapkan dan diluruskan untuk kedatangan raja itu.

Setelah Yohanes Yohanes lahir, seorang bayi juga telah lahir di Betlehem. Namanya disebut Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat. 1:21-23).

Lalu datanglah harinya dimana Yohanes Pembaptis berkhotbah,  “Bertobatlah kamu.
Keluarlah orang-orang Yerusalem dan seluruh orang Yudea dan seluruh daerah di sekitar sungai Yordan dan dibaptis dan masing-masing mengaku dosanya (Mat. 3:4-6). Ini adalah cara mereka menyiapkan “Jalan Raya Kerajaan” dan menyediakannya buat raja. Yohanes berkhotbah selama kurang lebih 30 tahun.

Kemudian Yohanes melihat Yesus datang kepadanya. Dia langsung berkata,” Lihatlah, anak Domba  Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Yesus minta dibaptis oleh Yohanes tetapi Yohanes tidak mau membaptis Yesus. Dia berkata, “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu.  Tetapi Yesus berkata bahwa Dia harus menggenapi seluruh kehendak Allah (Mat. 3:14-17).

Lalu Yesus dipimpin oleh Roh Kudus  memasuki hutan belantara supaya dicobai oleh iblis. Saat menghadapi setiap pencobaan, Yesus mengutip Firman Tuhan. Setan dikalahkan.  “Sejak saat itulah Yesus mulai berkhotbah dan berkata, ’Bertobatlah karena kerajaan sorga sudah dekat’” (Mat. 4:17).

Dia membuktikan diri-Nya sebagai Putera Allah, raja yang benar. Dia sungguh adalah orang yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Dia mengerjakan mujizat-mujizat besar, menyembuhkan penyakit kusta, mencelikkan mata orang buta, meredakan ombak, berjalan di atas air, mengusir setan dan membangkitkan orang mati.

Dia memilih 12 orang murid dan memberikan kuasa yang sama kepada mereka (Mat. 10:7-10). Dia mengutus mereka dengan perintah yang sama sekali berbeda dengan perintah yang diterima oleh pengkhotbah-pengkhotbah di masa sekarang ini.
“Jangan pergi ke jalan bangsa-bangsa lain (kafir), tetapi pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel, beritakan kerajaan sorga sudah dekat. Sembuhkan orang sakit, bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan...jangan membawa emas atau perak, jangan membawa bekal, jangan membawa baju dua helai...

Pada suatu hari terjadilah peristiwa yang aneh. Perhatikan, kita sedang mengembara di jalan Raya Kerajaan yang dijanjikan kepada Israel dan tidak memberikan perhatian kepada bangsa kafir, pada jala orang kafir.

Yesus berada di pantai Tirus dan Sidon ketika seorang wanita Kanaan datang  (Mat. 15:21-28).Wanita ini seorang bangsa kafir. Mendengar tentang kuasa Tuhan Yesus telah datang ke jalan bangsa kafir, ia datang untuk meminta berkat dan Yesus menghargai imannya. Walaupun sebenarnya waktu itu belum saatnya berkat kerajaan yang penuh diberikan kepada orang-orang kafir.

Ketika Tuhan Yesus datang ke Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai mereka bersorak menyambutnya dan itu adalah penggenapan dari nubat tentang Tuhan Yesus. “Lihatlah rajamu telah datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai beban yang muda’ (Mat. 21:5). Bangsa Israel tidak menyambut raja itu dengan tulus.

Mari kita kembali pada pembaptisan Yohanes. Mengapa Yesus dibaptis? Tujuannya adalah untuk memenuhi semua kebenaran. Baptisan adalah lukisan bagi bangsa Israel tentang penghapusan dosa mereka  (Kisah 22:16).

Yesus tidak berdosa, tetapi disini Dia mulai menggantikan tempat orang berdosa
dan dalam hal yang sama dengan saudara-saudara-Nya (Ibr. 2:17). Sehingga Dia dapat memberikan kebenaran yang kekal.
           
Dalam pelajaran berikut kita akan mendengar bagaimana Yesus Kristus menjalani
jalan ke kalvari untuk menggenapkan pekerjaan-Nya yaitu menebus orang berdosa. Kita sekarang dapat diselamatkan hanya dengan percaya bahwa Dia mati bagi kita.
Pekerjaan-Nya telah selesai.

Ayat hafalan:
2 Korintus 5:21

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.  

Jalan Raya Kehidupan 17

Pelajaran 17
NABI-NABI MELIHAT DUA PUNCAK BUKIT
(1 Raja-raja – Maleakhi)

Pada perjalanan yang lalu kita berjalan ke belokan penawanan bersama bangsa
Israel. Kita melihat bagaimana bangsa itu berbalik kepada penyembahan berhala dan telah dihukum karena dosa mereka. Hal itu berlaku selama masa dimana Allah mengirim nabi-nabi yaitu orang-orang yang berbicara atas nama Allah. Nabi-nabi ini memperingatkan bangsa Israel akan penghakiman yang akan datang dan menyenangkan orang-orang yang taat dengan janji-janji tentang kedatangan Penebus dan Raja.

Tetapi ada sesuatu yang tidak dimengerti oleh para nabi itu. Seperti yang dikatakan Petrus, “ Keselamatan itulah  yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi....tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.” (1 Pet. 1:10-11).

Mereka tidak dapat mengerti bagaimana seorang yang telah dijanjikan itu akan
menjadi seorang yang mulia dan seorang yang sederhana, tetapi Dia juga akan menjadi pelayan yang menderita.

Pada perjalanan kita, hal-hal yang melambangkan penderitaan-penderitaan dan kemuliaan adalah dua puncak bukit yaitu: BUKIT KALVARI dan BUKIT KERAJAAN.

Marilah kita mengambil Alkitab kita dan membaca apa yang diberitakan oleh beberapa nabi itu. Kemudian marilah kita berlagak seakan sedang melihat kedua puncak bukit itu melalui teropong kita.
Alkitab menyatakan bukti yang ditunjukkan oleh nubuat itu.
Pengkhianatan                                                 .............Zakh. 11:12,13
Cuka dan empedu                                           .............Maz. 69:21
Dipaku di kayu salib                                       .............Maz. 22:16
Dipukul di pipi                                                .............Mikha 5:1
Caci maki                                                        .............Maz. 22:7,8
Diludahi dan dicambuk                                  .............Yes. 50:6
Kematian dan kegelapan                                 .............Yes. 53:9
Terhitung bersama orang-orang durhaka        .............Yes. 53:12
Terbaring di dalam kubur                                .............Yes. 53:9
Kedatangan dalam kemuliaan                         .............Dan. 7:13
Kerajaan umum                                               .............Dan. 7:14
Tidak pernah berakhir                                     .............Dan. 7:14
Dari benih Daud                                             .............1 Taw. 7:11
Semua yang di bumi berlutut                          .............Maz. 22:29
Memukul bangsa-bangsa                                 .............Maz. 2:9
Raja di Sion                                                    .............Maz. 2:6-8
Penasehat ajaib                                                .............Yes. 9:6,7
Memerintah dengan bijaksana                        .............Yes. 11:1-4
Bangkit dari kubur                                          .............Maz. 16:10

Zaman anugerah adalah zaman rahasia sehingga bila kita hidup di zaman nabi-nabi, dan meskipun kita memiliki teropong yang sangat bagus kita tidak akan sanggup melihatnya (Efs. 2:9). Raja itu akan datang lagi, tetapi sebelumnya deretan orang yang telah beriman dan menerima keselamatan akan berangkat dan bertemu dengan Dia di udara. Seperti yang telah kita baca dalam surat Petrus, para nabi itu rajin menyelidiki hal-hal ini.

Menyelidiki hal inilah yang Allah kehendaki untuk kita lakukan ketika kita tidak mengerti hal-hal dalam firman-Nya. Kita harus seperti orang-orang  bertemu dengan Paulus  dimana mereka menyelidiki kitab suci setiap hari (Kis. 17:11).
           
Akhirnya suara nabi-nabi itupun diam. Allah berdiam diri tetapi berapa orang percaya menyelidiki firman-Nya yang tertulis. Dan sementara mereka menyelidiki, mereka berharap dan menaruh harap pada kedatangan raja itu. Jalan raya Kerajaan, menjadi berliku rusak dan dilalaikan. Sangat sukar dilihat dalam kegelapan dosa yang ada di dunia dewasa ini.

Dalam pelajaran berikut kamu akan mendengar suara yang tiba-tiba memecah kesunyian.

Hari ini saya ingin bertanya berapa banyak dari kita yang menyelidiki kitab suci setiap hari? Bila tidak pernah menyelidiki, sekaranglah waktunya untuk memulai.

Ayat hafalan:
Kisah Para Rasul 17:11
Orang-orang Yahudi dikota itu lebih baik hatinya darpada orang-rang Yahudi di Tesalonika  karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hatinya dan setiap hari mereka menyelidiki kitab suci untuk mengetahui apakah semuanya itu benar demikian.


Jalan Raya Kehidupan 16

Pelajaran 16
BELOKAN PENAWANAN
(Raja-raja dan Tawarikh)

Apakah perbedaan antara ketaatan dan ketidaktaatan?
Kita dikatakan taat apabila kita melakukan apa yang diperintahkan kepada kita. Kita dikatakan tidak taat apabila kita melanggar suatu perintah atau petunjuk.
Apakah perbedaan antara kebahagiaan dan ketidakbahagiaan?
Kebahagiaan adalah perasaan yang indah yang kita peroleh ketika kita melakukan hal-hal yang baik. Ketidakbahagiaan adalah lawan dari kebahagiaan itu.
Dapatkah kita bahagia jika kita tidak taat? Tidak, sebab kita memiliki perasaan bersalah. Ketidaktaatan selalu membawa beberapa macam penghukuman, bukan hanya kepada orang yang melakukan kesalahan saja tetapi juga kepada orang lain.

Ketika Allah memberikan hukum taurat dan perintah-perintah itu kepada bangsa Israel, Dia berkata kepada mereka bahwa berkat hujan dan matahari bersinar,  perdamaian dan keselamatan, kemenangan terhadap  musuh akan mereka miliki bila mereka melakukan perintah-perintah itu. Tetapi jika mereka menyembah berhala dan tidak menghormati-Nya maka, kutukan, penyakit pes, kematian, binatang liar, kekalahan terhadap musuh akan menimpa mereka (Im. 26).

Salomo tahu akan semua perintah-perintah ini, tetapi dalam karirnya dia mulai tidak taat. Dia melimpahkan bagi dirinya sendiri, kuda, isteri-isteri, perak dan emas dan semuanya yang telah Allah larang (Ul. 17:17). Banyak isterinya yang menyembah berhala memimpin dia berpaling dari Allah menuju penyembah berhala.

Pada masa tuanya Allah tidak menyukai dia. Allah berfirman, “Karena begitu banyak janjiku yang tidak engkau pegang...Aku pasti merampas kerajaan itu daripadamu” (1 Raja. 11:1-5).

Salomo mati dan anak laki-lakinya yang bernama Rehabeam menjadi raja. Ketika bangsanya mengeluh, dia berkata, “Ayahku telah membuat tanggunganmu berat dan aku akan menambah berat tanggunganmu” (1 Raja. 12:14). Bangsa Israel pecah menjadi dua kerajaan karena Yerobeam juga diangkat menjadi raja Israel.

Yerobeam melakukan dosa besar dan mereka yang hidup sesudah dia di Israel mengikuti langkah-langkahnya. Pada akhirnya dalam pemerintahan Hosea, Allah mengirim nubuatan tentang penghukuman. Tentara Asyur datang menjajah Samaria selama tiga tahun dan akhirnya membawa tawanan sejumlah besar rumah tangga Israel ke negeri Asyur. Semua itu karena anak-anak Israel telah berdosa melawan Allah (2 Raja. 17:1-7).

Jalan raya kerajaan itu berbelok dan menekuk karena dosa.
Kebanyakan raja-raja mengikuti sifat Rahabeam juga. Mereka berbuat jahat, meskipun memang masih ada beberapa yang mentaati hukum Allah. Mereka membawa berkat dan perlindungan, tetapi yang lainnya tidak mengindahkan Firman Tuhan dan memperlakukan nabi-nabi Tuhan dengan jahat.

Raja terakhir dari kerajaan Yehuda adalah Zedekia. Dia adalah seorang bodoh dan tidak taat. Nabi Yeremia memperingatkan mereka bahwa seluruh negeri mereka akan menjadi tandus dan menjadi suatu keheranan. Bahkan bangsa ini akan melayani raja Babel selama 70 tahun (Yer. 25:11).

Nebukadnesar raja Babel datang dengan pasukannya menyerang Yerusalem. Raja Zedekia mencoba melarikan diri tetapi tertangkap. Mereka menyembelih putra-putranya di depan matanya sendiri dan mencungkil keluar matanya. Mereka membekuk dia dengan tangan terbelenggu dari kuningan dan membawanya ke Babel.

Kisah dalam perjalanan kita ini di sebut belokan penawaran (2 Raja 24). Kepala-kepala rumah tangga bangsa Yahudi dibawa dan disebarkan di tengah-tengan bangsa kafir.

Nebukadnesar membakar rumah Tuhan (bait Allah) dan rumah raja dan setiap rumah yang besar. Tentara-tentaranya merobohkan tembok-tembok kota, merobohkan tiang-tiang yang kekuning-kuningan itu dan membawa emas dan perak dari gedung itu.

Sekarang mengertikah kamu konsekwensi yang diakibatkan oleh ketidaktaatan?
Salomo dan raja-raja yang lain bukan hanya tidak bahagia tetapi membawa kesukaran kepada seluruh bangsa.
Dalam Roma 6:16, Allah berkata kepada kita bahwa kita adalah pelayan-pelayan dari siapa yang kita taati. Jika kita tidak menaati Firman Allah apakah kita sedang melayani Firman Allah? Allah menghendaki kita menaati Injil (2 Tes. 1:8) Dia menginginkan anak-anak menaati orang tua (Efs. 6:1) dan semua kita menaati kebenaran (Roma 6:16-17).

Sesudah 70 tahun, Allah sesuai dengan janji-Nya mengijinkan orang Israel yang setia untuk kembali dari penawanan.

Siapakah Tuhanmu saat ini? Dosa atau kebenaran? Serahkanlah hidupmu kepada Kristus hari ini karena hanya Dia yang dapat memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Ayat hafalan:
Efesus 6:1

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian.

Friday, August 22, 2014

Jalan Raya Kehidupan 15



Pelajaran 15
KERAJAAN SALOMO YANG AGUNG
(1 Raja-raja 1-21; 2 Tawarikh 2:11)


Ketika Daud menjadi Israel, dia ingin memberikan sebuah rumah bagi Allah, tapi Allah berfirman kepada Daud melalui nabi-Nya, “Engkau tidak akan mendirikan sebuah rumah bagi nama-Ku sebab engkau telah banyak menumpahkan darah dalam peperangan.... lihatlah seorang anak laki-laki akan lahir dari padamu.... dia akan mendirikan sebuah rumah  bagi-Ku, dan ia akan menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi Bapanya, dan Aku akan menetapkan tahtanya untuk selamanya” (1 Taw. 22:6-12).

Sebelum kematiannya Daud  mengajar Salomo dan telah mengurapi dia sebagai raja untuk memerintah daerahnya (1 Raja 1:39).

Salomo mulai pemerintahannya sebagai monarkhi absolut.
Ia pergi ke Gibeon pusat tempat penyembahan (2 Taw. 1:7-12).
Dia kembali ke Yerusalem dan mengucap syukur (1Raja 3:15).
Dia mengambil keputusan yang bijaksana terhadap dua orang wanita (1 Raja 3:16-27).
Dia mengatur kerajaannya.
Dia memiliki 4000 kandang kuda untuk kereta perang dan mempunyai 12000 penunggang kuda. Penghasilannya sangat besar setiap tahun. Tahtanya terbuat dari emas dan semua alat minum terbuat dari emas.
Dia mengucapkan 3000 peribahasa dan menulis 1005 buah lagu. Dalam kekayaan dan kebijaksanaannya dia melampaui semua raja-raja di bumi (2 Taw. 9:22).

Salomo mendirikan gedung yang besar (bait Allah) dan mempersembahkannya kepada Allah.
Tabut perjanjian dibawa ke tempat yang paling suci. Peletakannya ditandai dengan pujian dan tiupan terompet dari suku Lewi. Berteriaklah orang banyak itu, “Karena Tuhan itu baik, pengasihan-Nya tetap.” (2 Taw. 5:12-13).
Keagungan Tuhan memenuhi bait Allah. Salomo berlutut dan bedoa dengan banyak pokok doa. Dia lebih dahulu mengetahui kesengsaraan bilamana Israel akan dibawa ke negeri asing dan dia berdoa memohon Alah mendengar dan menolong mereka pada hari itu (2 Taw. 6:14-42).
Dia mempersembahkan korban. Sesudah itu api dari sorga turun dan membakar korban-korban itu. Imam-imam tidak dapat masuk ke dalam bait Allah sebab kemuliaan Tuhan memenuhi bait Allah tersebut (2 Taw. 7:1).

Raja-raja di bumi datang kepada Salomo untuk melihat kebijaksanaannya (2 Taw. 9:23).
Ratu Seba datang untuk membuktikan keadaan Salomo (2 Taw. 9:3-8).

Ingatkah kamu akan apa yang kita katakan suatu model yang ada dalam Alkitab? Model itu adalah seorang atau sesuatu yang digambarkan sebelum masanya tiba.
Kerajaan Salomo adalah model dari kerajaan sorga yang besar di bumi. Kamu ingat Allah berjanji memberikan sebuah kerajaan yang akan berlangsung selamanya?

Pada peta perjalanan kita kerajaan itu dilambangkan oleh bukit kerajaan. Mungkin itu akan terjadi pada tempat yang sama dimana bait Allah didirikan.

Salomo melambangkan Yesus Kristus bilamana Dia akan datang memerintah sebagai raja dari segala raja dan semua bangsa akan datang menyembah dan menghormati Dia. Dimanakah kita ketika itu? Kita sudah pelajari bahwa zaman kita sekarang ini dilambangan sebagai lapangan terbang anugerah. Semua orang yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pada hari itu adalah deretan penumpang-penumpang pada deretan keselamatan. Suatu ketika mereka akan dipanggil untuk bertemu dengan Tuhan Yesus di udara dan bergabung dengan Dia dan menjadi satu bagian dari tubuh-Nya. Kemudian ketika Dia datang memerintah sebagai raja dari segala raja, orang-orang yang telah terangkat ke sorga akan tetap selamanya di sorga.

Sementara kita menanti kedatangan-Nya, Dia ingin kita menjadi duta-duta-Nya agar semua orang diselamatkan.

Kita telah melihat kemuliaan dalam  kehidupan Salomo karena dia menuruti Allah. Berikutnya kita akan melihat tragedi yang menimpanya ketika dia tidak mentaati Allah.

Sebagai penutup adakah di sini seorang yang belum mempunyai pengharapan
indah ke sorga? Terimalah Kristus sekarang ini, maka engkau akan menjadi anak-anak Allah sewarisan dengan Kristus.

Ayat hafalan:
Roma 8:17
Dan jika kita dalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah,  yang akan menerimanya bersama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. 

Jalan Raya Kehidupan 14



Pelajaran 14
DARI JALAN PERJANJIAN MENUJU KE JALAN RAYA KERAJAAN
(1 Samuel 8 – 2 Samuel)

Orang Israel telah tiba di negeri yang Tuhan janjikan kepada mereka. Tuhan telah menggenapi janji-Nya. Tetapi orang Israel berteriak, “Berikan kami seorang raja untuk memerintah kami sama dengan bangsa lain”. Dengan permohonan ini bangsa Israel menolak Tuhan Allah sebagai raja mereka dan memilih seorang manusia untuk memerintah mereka. Mereka menginginkan raja yang dapat mereka lihat. Israel telah bertindak bodoh (1 Sam. 10:19).
Hanya sedikit yang menyadari kesulitan yang akan dibawa oleh permohonan itu.

Ingatkah kita tentang ayat ada jalan yang disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 14:12)?  Kita telah melihat banyak contoh tentang mereka yang mengikuti jalan maut dan jalan kekal. Hari ini akan melihat dua orang raja yang sedang memilih jalan maut  dan yang memilih jalan kekal.

Israel telah 350 tahun berada di negeri perjanjian yang juga disebut Kanaan dan banyak dosa yang telah mereka lakukan. Mereka melanggar hukum taurat. Sekalipun Allah telah memberikan hakim-hakim kepada mereka,  tetapi mereka tidak mendengarkannya (1 Sam. 8:9-10)

Raja pertama dipilih orang Israel bernama Saul. Di hadapan manusia dia ganteng, tinggi dan menyenangkan. Tetapi perbuatannya menyatakan apa yang dalam hatinya.

Saul memerintah selama 2 tahun lalu pergi melawan orang Filistin musuhnya (1 Sam.
13:1-14). Orang Israel sangat kuatir. Saul ingin memberikan korban persembahan dan
meminta pertolongan Allah, tetapi imam tidak hadir. Hukum Allah menuntut bahwa yang
harus memberikan korban persembahan adalah imam. Saul memanggil Samuel tetapi
ketika kedatangan Samuel tertunda Saul sendiri yang mempersembahkan korban itu.

Pada saat itulah imam datang dan dengan tegasnya menyatakan,  Perbuatanmu itu
bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya
kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk
selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih
seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas
umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN
kepadamu."(1 Sam 13:13-14).

Saul kembali tidak menuruti kehendak Tuhan setelah perang dengan orang Amalek. Dia tidak membinasakan seluruh orang Amalek sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya (1 Sam. 15:1-23, 3:9-11). Maka Allah memilih seorang laki-laki lain, seorang yang sesuai dengan kehendak-Nya sebagaimana yang telah Ia katakan (1 Sam. 16:17) namanya Daud. Samuel mengurapi dia dan membawanya kepada Saul.

Sekarang mari kita lihat perbuatan Daud menyatakan apa yang ada dalam hatinya.  Daud membunuh Goliat (1Sam. 17:1-58). Daud membuktikan dirinya berani, sederhana, tulus hati, seorang laki-laki yang beriman yang memberikan segala kemuliaan bagi Allah (1 Sam. 17:37, 45-46). Saul menjadi cemburu dan tak mau digantikan oleh Daud.

Karena benci, Saul mencoba membunuh Daud (1 Sam. 18:1-14). Daud harus lari untuk mempertahankan hidupnya. Selama beberapa tahun dia harus mengembara di tempat yang asing tetapi Allah besertanya dan menjaganya. Daud telah memilih jalan iman dan hidup.

Di lain pihak, Saul menjadi semakin lemah dan akhirnya pergi ke tukang sihir dan meminta pendapat (1 Sam. 28:7-19). Tukang sihir itu memberitahukan kematiannya. Saul mengakui ia telah bersalah (1 Sam. 26:21). Dia telah memilih jalan yang kelihatannya benar menurut pandangannya tapi nyatanya adalah jalan kematian.

Setelah Saul mati, Daud menjadi raja di seluruh negeri itu.

Saul melambangkan manusia lama (sifat) yang selalu melakukan suatu kebodohan kepada orang yang berserah kepada Tuhan. Daud melambangkan roh baru yang kita peroleh dikala kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Kristus menjadi hikmat bagi kita (1 Kor. 1:30) dan nama-Nya adalah Penasihat ajaib (Yes. 9:5).
Amsal 12:15, mengatakan, “Jalan orang bodoh benar menurut anggapannya sendiri tetapi siapa yang mendengarkan nasihat dia bijak”

Sebagaimana Saul mencoba membunuh Daud begitu juga sifat lama selalu berusaha membunuh sifat baru.

Manakah yang harus anda pilih hari ini? Apakah menjadi orang bodoh atau orang bijak? Kristus menanti untuk menjadi penasehat anda. Berseralah kepada-Nya.

Ayat hafalan:
Amsal 12:15
Jalan orang bodoh lurus anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasehat dia bijak.