Pelajaran
12
HIDUP
DI BAWAH TAURAT PADA JALAN PERJANJIAN
(Keluaran
33-Bilangan 14)
Hari ini
sementara kita mengembara di jalan raya kehidupan, kita akan melihat bahwa
bangsa Israel juga membutuhkan perantara. Tuntutan hukum akan ditujukan bagi siapa saja yang merindukan hukum. Ketaatan Israel terhadap taurat telah
tersedia berkat yang besar; dan pelanggaran terhadap taurat telah disodorkan
kutukan yang besar (Ul. 28).
Tuhan memberikan Hukum Taurat kepada orang Israel melalui Musa di gunung
Sinai.
a.
Suku Lewi ditugaskan untuk membawa
kemah suci dan untuk memanggil orang
dalam barisan dengan membunyikan terompet perak (Bil. 10:1-9).
b.
Selama
dalam perjalanan orang Israel dipimpin tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari (Kel. 9:15-17).
Mereka
meninggalkan Sinai dan menuju Padang Haran (Bil. 10:11-36).
Mereka
datang ke Tabera dan di sana mereka mengeluh. Api dari Tuhan Allah menyala di atas mereka. Musa
berdoa sehingga api dipadamkan (Bil. 11:1-3). Musa telah menjadi “pengantara” antara
Israel dan kemarahan Allah.
Mereka
datang juga ke Hazerot (Bil. 11:35). Miryam dan Harun membuat gosip tentang
Musa dan akibatnya murka Tuhan jatuh atas mereka. Miryam dihukum dengan penyakit kusta dan sekali lagi Musa bertindak
sebagai pengantara (Bil. 12:1-16)
Dari
Hazerot mereka berangkat dan berkemah di padang gurun Paran (Bil. 12:16). Dari
sana Musa mengirim
12 (dua belas) pengintai untuk mengintai tanah Kanaan yang akan mereka duduki
itu. Satu pengintai mewakili satu suku. Setelah empat puluh hari mereka kembali
membawa laporan hasil intaiannya (Kel.13).
Mereka
menunjukkan buah-buahan hasil tanah negeri itu dan berkata, “Memang negeri itu
berlimpah susu dan madunya... hanya saja bangsa yang diam di negeri itu
kuat-kuat dan kotanya berkubu (benteng), lagi pula besar-besar keturunan orang
Enak (keturunan orang-orang raksasa) telah kami lihat di sana” (Bil. 13:27,28).
Kaleb dan
Yosua dua orang dari antara dua belas pengintai itu menentramkan orang Israel dan tetap bertekad untuk pergi
(Bil. 13:30, 14:6-9). Tetapi sepuluh pengintai lainnya berkeras hati dan berkata, “Kita tidak
dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita” (Bil.13:31)
Sekali lagi bangsa Israel bersungut-sungut (Bil. 14:1-30).
Mereka
berteriak melawan Musa dan melawan Allah. Mereka mencoba memilih pemimpin baru untuk memimpin
mereka kembali ke Mesir. Di depan kerumunan manusia, Musa dan Harun menelungkupkan
kepala mereka sampai ke tanah
tetapi orang
Israel malahan bersiap membunuh mereka.
Tiba-tiba
kemuliaan Tuhan tampak dalam kemah suci di hadapan bangsa
Israel.
Tuhan
berkata kepada Musa,”Berapa lama lagi bangsa ini akan menista Aku? Dan berapa
lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku? Aku akan memukul mereka dengan
penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Ku buat menjadi
bangsa yang besar dan lebih kuat daripada mereka” (Bil. 14:11,12).
Musa
membela bangsa Israel (Bil.13-19)
Tuhan
menjawab dan berkata bahwa hanya Kaleb dan Yosua yang bisa masuk ke tanah
perjanjian; yang lainnya harus berkelana selama 40 tahun di padang belantara
(14:33). Para pengintai yang tidak percaya akan kuasa Allah mati dalam wabah. Israel harus menerima hukuman ini karena dosa
dan ketidakpercayaan sesuai dengan buku penuntun kita (Alkitab).
Sebenarnya
setiap orang patut untuk dihukum dan dibinasakan. “Sebab semuanya telah berbuat
dosa....dan upah dosa ialah maut (Roma 3:23, 6:23). Allah murka terhadap dosa
yang terjadi setiap hari (Mat. 7:17), tetapi Kristus telah mati sekali bagi
kita yang berdosa (Roma 5:8). Dan sekarang Dia hidup selamanya serta berdoa
bagi kita (Ibr. 7:25).
Kristus
telah menjadi pengantara kita dan kemarahan Allah terhadap segala kutuk yang
patut kita terima telah diangkat-Nya di kayu salib.
Jika kita telah menerima Dia sebagai Juruselamat
pribadi kita, Allah akan melihat kita di dalam-Nya.
Hari ini kita
telah melihat bersama tentang Musa yang menjadi tipe Yesus Kristus karena dalam
pekerjaan-Nya Dia telah menggambarkan apa yang akan Kristus lakukan. Kristus
adalah satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia.
Adakah
Dia sudah menjadi pengantara saudara
dan Allah?
Ayat
hafalan:
1 Timotius 2:5,6
Karena
Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai
tebusan bagi semua manusia. Itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
No comments:
Post a Comment