Friday, August 22, 2014

Jalan Raya Kehidupan 14



Pelajaran 14
DARI JALAN PERJANJIAN MENUJU KE JALAN RAYA KERAJAAN
(1 Samuel 8 – 2 Samuel)

Orang Israel telah tiba di negeri yang Tuhan janjikan kepada mereka. Tuhan telah menggenapi janji-Nya. Tetapi orang Israel berteriak, “Berikan kami seorang raja untuk memerintah kami sama dengan bangsa lain”. Dengan permohonan ini bangsa Israel menolak Tuhan Allah sebagai raja mereka dan memilih seorang manusia untuk memerintah mereka. Mereka menginginkan raja yang dapat mereka lihat. Israel telah bertindak bodoh (1 Sam. 10:19).
Hanya sedikit yang menyadari kesulitan yang akan dibawa oleh permohonan itu.

Ingatkah kita tentang ayat ada jalan yang disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 14:12)?  Kita telah melihat banyak contoh tentang mereka yang mengikuti jalan maut dan jalan kekal. Hari ini akan melihat dua orang raja yang sedang memilih jalan maut  dan yang memilih jalan kekal.

Israel telah 350 tahun berada di negeri perjanjian yang juga disebut Kanaan dan banyak dosa yang telah mereka lakukan. Mereka melanggar hukum taurat. Sekalipun Allah telah memberikan hakim-hakim kepada mereka,  tetapi mereka tidak mendengarkannya (1 Sam. 8:9-10)

Raja pertama dipilih orang Israel bernama Saul. Di hadapan manusia dia ganteng, tinggi dan menyenangkan. Tetapi perbuatannya menyatakan apa yang dalam hatinya.

Saul memerintah selama 2 tahun lalu pergi melawan orang Filistin musuhnya (1 Sam.
13:1-14). Orang Israel sangat kuatir. Saul ingin memberikan korban persembahan dan
meminta pertolongan Allah, tetapi imam tidak hadir. Hukum Allah menuntut bahwa yang
harus memberikan korban persembahan adalah imam. Saul memanggil Samuel tetapi
ketika kedatangan Samuel tertunda Saul sendiri yang mempersembahkan korban itu.

Pada saat itulah imam datang dan dengan tegasnya menyatakan,  Perbuatanmu itu
bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya
kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk
selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih
seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas
umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN
kepadamu."(1 Sam 13:13-14).

Saul kembali tidak menuruti kehendak Tuhan setelah perang dengan orang Amalek. Dia tidak membinasakan seluruh orang Amalek sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya (1 Sam. 15:1-23, 3:9-11). Maka Allah memilih seorang laki-laki lain, seorang yang sesuai dengan kehendak-Nya sebagaimana yang telah Ia katakan (1 Sam. 16:17) namanya Daud. Samuel mengurapi dia dan membawanya kepada Saul.

Sekarang mari kita lihat perbuatan Daud menyatakan apa yang ada dalam hatinya.  Daud membunuh Goliat (1Sam. 17:1-58). Daud membuktikan dirinya berani, sederhana, tulus hati, seorang laki-laki yang beriman yang memberikan segala kemuliaan bagi Allah (1 Sam. 17:37, 45-46). Saul menjadi cemburu dan tak mau digantikan oleh Daud.

Karena benci, Saul mencoba membunuh Daud (1 Sam. 18:1-14). Daud harus lari untuk mempertahankan hidupnya. Selama beberapa tahun dia harus mengembara di tempat yang asing tetapi Allah besertanya dan menjaganya. Daud telah memilih jalan iman dan hidup.

Di lain pihak, Saul menjadi semakin lemah dan akhirnya pergi ke tukang sihir dan meminta pendapat (1 Sam. 28:7-19). Tukang sihir itu memberitahukan kematiannya. Saul mengakui ia telah bersalah (1 Sam. 26:21). Dia telah memilih jalan yang kelihatannya benar menurut pandangannya tapi nyatanya adalah jalan kematian.

Setelah Saul mati, Daud menjadi raja di seluruh negeri itu.

Saul melambangkan manusia lama (sifat) yang selalu melakukan suatu kebodohan kepada orang yang berserah kepada Tuhan. Daud melambangkan roh baru yang kita peroleh dikala kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Kristus menjadi hikmat bagi kita (1 Kor. 1:30) dan nama-Nya adalah Penasihat ajaib (Yes. 9:5).
Amsal 12:15, mengatakan, “Jalan orang bodoh benar menurut anggapannya sendiri tetapi siapa yang mendengarkan nasihat dia bijak”

Sebagaimana Saul mencoba membunuh Daud begitu juga sifat lama selalu berusaha membunuh sifat baru.

Manakah yang harus anda pilih hari ini? Apakah menjadi orang bodoh atau orang bijak? Kristus menanti untuk menjadi penasehat anda. Berseralah kepada-Nya.

Ayat hafalan:
Amsal 12:15
Jalan orang bodoh lurus anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasehat dia bijak.

No comments:

Post a Comment