Pelajaran
14
DARI
JALAN PERJANJIAN MENUJU KE JALAN RAYA KERAJAAN
(1
Samuel 8 – 2 Samuel)
Orang Israel telah tiba di negeri yang Tuhan janjikan kepada mereka.
Tuhan telah menggenapi janji-Nya. Tetapi orang Israel berteriak, “Berikan kami seorang raja untuk memerintah kami sama dengan bangsa
lain”. Dengan permohonan ini bangsa Israel menolak Tuhan Allah sebagai raja
mereka dan memilih seorang manusia untuk memerintah mereka. Mereka menginginkan
raja yang dapat mereka lihat.
Israel telah bertindak bodoh (1 Sam. 10:19).
Hanya
sedikit yang menyadari kesulitan yang akan dibawa oleh permohonan itu.
Ingatkah
kita tentang
ayat ada jalan yang disangka orang
lurus tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 14:12)? Kita telah melihat banyak contoh tentang mereka yang mengikuti jalan maut dan jalan kekal.
Hari ini akan melihat dua orang raja
yang sedang memilih jalan maut dan yang memilih jalan
kekal.
Israel telah 350 tahun berada di negeri
perjanjian yang juga disebut Kanaan dan banyak dosa yang telah
mereka lakukan. Mereka melanggar hukum taurat. Sekalipun Allah telah memberikan hakim-hakim kepada mereka, tetapi mereka tidak
mendengarkannya (1 Sam. 8:9-10)
Raja
pertama dipilih orang Israel
bernama Saul. Di hadapan manusia dia
ganteng, tinggi dan menyenangkan. Tetapi
perbuatannya menyatakan apa yang dalam hatinya.
Saul memerintah selama 2 tahun lalu pergi melawan
orang Filistin musuhnya (1 Sam.
13:1-14). Orang Israel sangat kuatir. Saul ingin
memberikan korban persembahan dan
meminta pertolongan Allah, tetapi imam tidak hadir.
Hukum Allah menuntut bahwa yang
harus memberikan korban persembahan adalah imam. Saul
memanggil Samuel tetapi
ketika kedatangan Samuel tertunda Saul sendiri yang
mempersembahkan korban itu.
Pada saat itulah imam datang dan dengan tegasnya menyatakan,
“Perbuatanmu itu
bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN,
Allahmu, yang diperintahkan-Nya
kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan
kerajaanmu atas orang Israel untuk
selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak
akan tetap. TUHAN telah memilih
seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah
menunjuk dia menjadi raja atas
umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang
diperintahkan TUHAN
kepadamu."(1 Sam 13:13-14).
Saul kembali tidak menuruti kehendak Tuhan setelah
perang dengan orang Amalek. Dia tidak membinasakan seluruh orang Amalek sesuai
dengan yang diperintahkan kepadanya (1 Sam. 15:1-23, 3:9-11). Maka Allah
memilih seorang laki-laki lain, seorang yang sesuai dengan kehendak-Nya
sebagaimana yang telah Ia katakan (1 Sam. 16:17) namanya Daud. Samuel mengurapi
dia dan membawanya kepada Saul.
Sekarang
mari kita lihat perbuatan Daud menyatakan apa yang ada dalam hatinya. Daud membunuh Goliat (1Sam. 17:1-58). Daud membuktikan dirinya berani, sederhana, tulus
hati, seorang laki-laki yang beriman yang memberikan segala kemuliaan bagi
Allah (1 Sam. 17:37, 45-46). Saul menjadi cemburu dan tak mau digantikan oleh Daud.
Karena benci, Saul mencoba membunuh Daud (1 Sam.
18:1-14). Daud
harus lari untuk mempertahankan hidupnya. Selama beberapa tahun dia harus
mengembara di tempat yang asing tetapi Allah besertanya dan menjaganya. Daud telah memilih jalan
iman dan hidup.
Di lain
pihak, Saul menjadi semakin lemah dan akhirnya pergi ke tukang sihir dan meminta
pendapat (1 Sam. 28:7-19). Tukang sihir itu memberitahukan kematiannya. Saul
mengakui ia telah bersalah (1 Sam. 26:21). Dia telah memilih jalan yang kelihatannya benar menurut pandangannya tapi nyatanya
adalah jalan kematian.
Setelah
Saul mati, Daud menjadi raja di seluruh negeri itu.
Saul
melambangkan manusia lama (sifat) yang selalu melakukan suatu kebodohan kepada orang yang berserah
kepada Tuhan. Daud melambangkan roh baru yang kita peroleh dikala kita menerima Tuhan
Yesus sebagai Juruselamat. Kristus menjadi hikmat bagi kita (1 Kor. 1:30) dan
nama-Nya adalah Penasihat ajaib (Yes. 9:5).
Amsal
12:15, mengatakan, “Jalan orang bodoh benar menurut anggapannya sendiri tetapi
siapa yang mendengarkan nasihat dia bijak”
Sebagaimana
Saul mencoba membunuh Daud begitu juga sifat lama selalu berusaha membunuh
sifat baru.
Manakah
yang harus anda pilih hari ini? Apakah menjadi orang bodoh atau orang bijak? Kristus menanti
untuk menjadi penasehat anda. Berseralah kepada-Nya.
Ayat
hafalan:
Amsal
12:15
Jalan
orang bodoh lurus anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasehat dia
bijak.
No comments:
Post a Comment